Siapa Pembunuh Sadis Ibu Hamil dan 2 Anak di Bintuni?

Frelly Dian Sari (26) yang tengah hamil 4 bulan ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya bersama 2 anaknya.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 17 Sep 2015, 09:51 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2015, 09:51 WIB
Ilustrasi Ibu hamil 2
Ibu Hamil

Liputan6.com, Jakarta - Pembunuhan sadis terjadi di Bintuni, Papua Barat pada 25 Agustus 2015. Sebuah keluarga tewas. Mereka adalah ibu yang tengah hamil 4 bulan Ferly Dian Sari (26), dan 2 anaknya Cicilia Putri Natalia (6) serta Andika (2).

Hingga kini kepolisian setempat belum bisa menangkap pelakunya. Pun identitas manusia sadis itu juga belum terkuak.

Berdasarkan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan (SPPHP) dari Polres Teluk Bintuni kepada keluarga korban, tertanggal 15 September 2015, ada dugaan pelaku pembunuhan sadis tersebut mengarah kepada oknum anggota TNI.

Munculnya dugaan tersebut lantaran handphone korban yang hilang usai pembunuhan itu ternyata ada pada seorang warga berinisial ST. Handphone tersebut kemudian dikembalikan oleh Lettu Deni Manuhu, anggota TNI setempat kepada penyidik Sat Reskrim Polres Teluk Bintuni. Dari situ kemudian keluarga korban menduga bahwa ST merupakan oknum tentara.

"Ada indikasi pelakunya oknum tentara. Kami minta informasi ke kapolda, disampaikan bahwa mereka sudah limpahkan berkas itu ke POM (polisi militer)," kata perwakilan keluarga korban, Matius Menteng di Kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Pasar Rebo, Jakarta Timur pada Rabu 16 September 2015.

"Kalau bukan indikasi tentara, nggak mungkin berkas dilimpahkan ke POM," imbuh dia.

Dari dugaan tersebut, keluarga korban kemudian mencoba mengonfirmasi ke Detasemen Polisi Militer (Denpom) setempat. Namun keluarga tidak mendapatkan jawaban yang jelas. Bahkan, jajaran Denpom setempat mengaku baru akan melakukan penyelidikan dari awal.

"Jadi pas kami tanya katanya gitu, penyelidikan balik lagi ke nol," ucap Matius.

Siapa Pelakunya?

Sementara Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait yang menerima langsung aduan ini menilai, ada kegamangan antara aparat kepolisian dan TNI setempat dalam menangani kasus tersebut. Karena polisi tidak menahan ST.

Justru ada seorang pria berinisial PM yang belakangan ditahan oleh polisi.‎ Belum jelas apa peran dan keterkaitan PM dalam kasus ini.

"Kalau diduga tersangkanya ST, tapi yang ditahan PM, itu berarti ada kegamangan. Dan sayangnya Danden POM belum bersedia menerima pelimpahan berkasnya. Kan enggak mungkin polisi serahkan ke Denpom kalau enggak ada dugaan pelakunya oknum tentara," ucap Arist.

Arist pun meminta aparat penegak hukum transparans dan segera menuntaskan kasus pembunuhan sadis terhadap ibu hamil dan 2 anaknya yang masih di bawah umur itu. Komnas PA bahkan berencana mengadukan kasus tersebut ke Kapolri dan Panglima TNI.

"Kalau pelakunya oknum tentara, Pangdam Papua harus berikan keadilan bagi korban. Sebab setelah sebulan, kasusnya tidak juga terungkap," pungkas Arist.

Sebelumnya, Frelly Dian Sari (26) yang tengah hamil 4 bulan ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya. Kedua anaknya yakni Cicilia Putri Natalia (6) dan Andika (2) juga ditemukan tewas bersimbah darah di samping ibunya.

Ibu hamil dan 2 anaknya yang masih kecil ini tewas setelah ditinggal sang suami Yulius Hermanto ke daerah Yensey selama beberapa hari.

Saat itu, Yulius yang sehari-hari berprofesi sebagai Kepala Sekolah SD Inpres Yensey ini sedang mengantarkan sejum‎lah guru honorer baru ke sekolah, Selasa 25 Agustus 2015 pukul 06.30 WIT. Yulius diketahui tidak pulang lagi hingga beberapa hari karena tugasnya sebagai pendidik itu.

Kematian Frelly dan anak-anaknya pertama kali ditemukan oleh tetangganya pada Kamis 27 Agustus 2015. Saat ditemukan, kondisi ketiga korban sangat mengenaskan. Penuh luka, bersimbah darah, dan mulai membusuk. Diduga, korban sudah dibunuh 2 hari sebelum ditemukan. (Ndy/Mut)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya