Megawati-Xi Jinping Mantapkan Hubungan Indonesia-Tiongkok

Megawati Soekarnoputri mengunjungi Tiongkok 12-15 Oktober 2015.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Okt 2015, 08:39 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2015, 08:39 WIB
Megawati Dukung Arsip KAA Jadi Warisan Dunia
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan pidato kebudayaan di Gedung Arsip Nasional, Jakarta, Selasa (26/5/2015). Megawati mendukung langkah ANRI untuk menjadikan arsip KAA sebagai warisan dunia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Beijing - Presiden ke-5 Indonesia Megawati Soekarnoputri dan Presiden Tiongkok Xi Jinping sepakat untuk terus memantapkan hubungan dan kerja sama 2 negara yang telah berjalan baik dalam kerangka mitra strategis komprehensif.

"Kami bicara bagaimana agar kemitraan strategis komprehensif yang telah disepakati kedua negara dapat lebih dimantapkan dan dijabarkan lebih nyata lagi, sehingga menguntungkan bagi kedua pihak," kata Megawati seperti dikutip dari Antaranews usai melakukan pertemuan dengan Presiden Xi di Balai Agung Rakyat di Beijing pada Kamis 15 Oktober malam.

Megawati yang juga Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengunjungi Tiongkok pada 12-15 Oktober. Beberapa agendanya, antara lain meresmikan pembangunan Pusat Kerja Sama Indonesia-Tiongkok Rumah Soekarno di Shenzhen dan pembicara pada salah satu panel bertajuk "Political Leadership: New Concensus for Politic Party", pada forum International Conference of Asian Political Parties (ICAPP) di Beijing, didampingi Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia Soegeng Rahardjo.

Ia mengatakan, banyak kerja sama yang dapat dibangun dengan Tiongkok, terlebih Indonesia dan Tiongkok memiliki kesamaan dalam membangunan sektor maritim.

"Tiongkok memiliki proyek Jalur Sutra Maritim Abad 21 dan kita memiliki proyek Poros Maritim. Ini peluang sangat bagus bagi Indonesia untuk bisa mengembangkan diri, tentu dengan tetap melihat peluang yang sesuai dengan kebutuhan kita," kata Megawati.

"Kami ingin agar kerja sama tersebut juga turut memajukan wilayah Timur Indonesia, karena fokus pembangunan kita kan ke Timur, tanpa mengabaikan wilayah barat Indonesia yang telah berkembang maju," imbuh Mega.

Tinta Emas

Megawati menyatakan, kokohnya hubungan Indonesia dan Tiongkok telah tercatat dalam tinta emas sejarah kedua bangsa. Kunjungan muhibah Laksamana Cheng Ho sekitar abad 15 ke Bumi Nusantara, merupakan dasar sekaligus tonggak sejarah yang kokoh bagi hubungan persaudaraan serta pershabatan kedua bangsa, kedua negara.

Interaksi antarkedua bangsa, dalam konteks jalur sutra tidak dapat dipungkiri turut memperkaya dan menumbuhkembangkan budaya di kedua negara, bahkan jauh melampaui batas-batas negara seperti yang telah dikenal oleh generasi ke generasi di Indonesia.

"Indonesia dan Tiongkok adalah 2 bangsa yang memiliki nilai kebudayaan sangat tua dan tinggi. Kita tIdak boleh lengah dalam menyikapi setiap berkembangan global yang terjadi. Perkuatan nilai-nilai budaya bangsa harus terus dilakukan, ditumbuhkkembangkan, agar kita tetap mampu menghadapi segala tantangan berat di masa depan, sekaligus memberikan kontribusi maksimal bagi terciptanya perdamaian dunia," tutur Mega.

Tentang kecenderungan Indonesia terus menjadi pasar bagi produk-produk asing, termasuk produk Tiongkok jika Jalur Sutra Maritim Abad 21 Tiongkok dan Poros Maritim Indonesia, terhubung, ia mengatakan, "Itu semua tergantung kita. Karenanya dalam Pemerintahan Presiden Jokowi saat ini kita tekankan Trisakti yakni berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian secara sosial budaya," ungkap dia.

Mega mengatakan, Indonesia memiliki sumber daya alam, serta potensi ekonomi yang melimpah. Oleh karena itu, harus dapat memilih, memilah, mana yang dapat dikembangkan dan produksi sendiri dan mana yang masih harus impor.

"Jadi berdikari, bukan berarti kita menutup diri dan anti-asing. Kita yang harus mampu memilih dan memilah," kata Megawati.

Presiden Xi Jinping yang menyapa Megawati sebagai teman lama, menyampaikan gambaran umum tentang "Jalur Sutra Maritim Abad 21" dan berharap proyek tersebut dapat bermanfaat pula bagi Indonesia, bagi kemajuan bersama Indonesia dan Tiongkok di masa datang.

Dalam kunjungannya ke Tiongkok Megawati Soekarnoputri didampingi Ketua Bidang Politik PDIP Hugo Andreas Pairera dan Ketua Bidang Kelautan dan Perikanan PDIP Rokhmin Dahuri, mantan Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia Imron Cotan. (Mvi/Ndy)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya