Jangan Ganggu Final Piala Presiden

Di antara lelapnya tidur warga Ibukota, para penumpang mobil travel itu harus turun dengan terburu-buru dari kendaraan yang mereka tumpangi.

oleh RochmanuddinTaufiqurrohmanNafiysul QodarAudrey Santoso diperbarui 18 Okt 2015, 00:42 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2015, 00:42 WIB
20150831-Jokowi Buka Piala Presiden 2015-Bali
Presiden Joko Widodo memberikan bola kepada 70 anak dari SSB Prasejahtera di di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Minggu (30/8/2015). Presiden Jokowi juga mencanangkan program sejuta bola buat anak-anak. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Di antara lelapnya tidur warga Ibukota, para penumpang mobil travel tipe minibus X-TRANS harus turun dengan terburu-buru dari kendaraan yang mereka tumpangi.

Mereka takut dengan lemparan-lemparan batu membabi-buta yang di arahkan pada mobil yang tengah melintas di Jalan MT Haryono, Pancoran, Jakarta Selatan, tersebut. Kaca-kaca mobil pecah berkeping-keping dan berhamburan ke aspal. Pemandangan Sabtu dini hari 17 Oktober 2015 itu bikin ngeri.

(TMC Polda Metro Jaya)

Kengerian yang sama juga terlihat di belahan lain Ibukota, seperti Kebon Jeruk dan Senayan. Baik bus maupun kendaraan pribadi diserang.

Semua target memiliki 1 persamaan, berpelat D atau berasal dari Bandung, Jawa Barat. Insiden ini terjadi bertepatan menjelang momen final Piala Presiden 2015 antara klub sepakbola Persib melawan Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (18/10/2015).

"Sejumlah kendaraan alami kerusakan akibat aksi anarkis supporter sepak bola di Jl. MT. Haryono," tulis Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya dalam akun Twitter-nya, @TMCPoldaMetro pada Sabtu 17 Oktober 2015.

Aksi sweeping yang menyasar kendaraan pelat D asal Bandung, Jawa Barat di Jakarta dini hari tadi mewarnai momen jelang Final Piala Presiden.

Polisi pun bergerak cepat. Sejumlah orang yang usianya terbilang masih remaja diringkus. Mereka yang diduga terlibat di balik aksi anarkis tersebut lalu digelandang ke Markas Polda Metro Jaya. Seperti diungkapkan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Mohammad Iqbal.

"Khusus untuk yang dini hari tadi, pukul 02.00 WIB, kami sudah melakukan upaya paksa penangkapan beberapa orang," kata Iqbal usai mengikuti apel gladi bersih Pola Pengamanan Piala Presiden 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Sabtu 17 Oktober 2015.

Kocar-kacir

Kabag Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Aswin mengaku, telah menangkap 10 pemuda yang diduga terlibat dalam aksi tersebut. Kepada polisi mereka mengaku sebagai The Jakmania atau simpatisan klub sepak bola asal Jakarta, Persija.

"Yang diamankan mengaku simpatisan The Jakmania, (jumlahnya) 10 orang. Usia mereka 17 sampai 29 tahun," kata Aswin di Mapolres Metro Jakarta Selatan.

"Tapi tak ada atribut (The Jakmania) seperti pakaian atau slayer. Masih butuh penyelidikan mendalam."

Dia bercerita, tak hanya polisi yang sibuk mengejar para pemuda ini, warga sekitar yang geram melihat anarkisme para pemuda ini pun turut membantu polisi. Sementara para oknum perusak tersebut lari tunggang-langgang saat diamankan aparat.

"Saat ada di TKP (tempat kejadian perkara), kami tangkap semua. Mereka lari kocar-kacir," tutur Aswin.

Dia lalu mengungkap inisial para oknum perusak tersebut. Mereka, yakni AM (29), AS (25), R (17), AKD (19), AFC (18), A (19), B (18), ES (18), AM (20), W (18).

Dari hasil pemeriksaan sementara, ke-10 pemuda itu mengaku tak saling mengenal. Mereka bergerak karena ada membaca tulisan di media sosial Facebook dan pesan berantai (broadcast) BlackBerry Messenger (BBM) yang berisi provokasi menghadang Bobotoh-Viking (suporter klub Persib) masuk ke Jakarta.

"Mereka tidak saling kenal dan berasal dari wilayah masing-masing. Tempat tinggal mereka di Jakarta Pusat, Barat dan ada yang di Pancoran. Mereka terprovokasi (tulisan) media sosial, yaitu Facebook dan BBM untuk penghadangan Viking dan Bobotoh," sambung Aswin.

Aswin menuturkan, puluhan pemuda itu berkumpul di dekat Menara Saidah, Pancoran, Jakarta sekitar pukul 02.00 WIB. Mereka berencana menghadang mobil berpelat D yang masuk wilayah Jakarta karena menduga mobil tersebut berisi bobotoh.

"Mereka berkumpul mau menghadang kedatangan suporter (Persib)," ujar Aswin.

Berulah Lagi

Tapi ternyata tak hanya bus, para remaja itu juga melempari truk tentara yang sedang melintas. Akibatnya, seorang anggota TNI AL dikabarkan menjadi korban pelemparan tersebut. ‎Hal ini disampaikan oleh pimpinan PJR Tol Jagorawi Komisaris Polisi Sutinah.

"Korban pingsan tentara dari AL, pangkatnya peltu," tutur Sutinah.

Pelemparan ini terjadi di Tol Jagorawi KM 11 arah Jakarta, Sabtu petang tadi. Sekitar 10 pemuda melempar mobil-mobil yang melintas dengan batu. "Diduga pelaku ada 10, yang sudah tertangkap baru 1," ungkap Sutinah.

Sejauh ini belum diketahui apakah insiden tersebut terkait dengan aksi sweeping pelat D dan pelemparan batu di sejumlah titik di Ibukota sejak Jumat tengah malam 16 Oktober 2015.

Pelaku yang berusia 18 tahun itu mengaku melakukan penimpukan karena berkaitan dengan aksi dukung kesebelasan. "Untuk penanganan lebih lanjut, sudah diserahkan ke Polsek Ciracas. Yang diduga pelaku juga diserahkan ke Polsek Ciracas, saat ini sedang dalam perjalanan," ujar Sutinah.

Aksi perusakan kembali berlanjut di Ibukota. Kali ini tak menyasar kendaraan-kendaraan pelat D. Melainkan spanduk final Piala Presiden 2015. Seperti dipaparkan Kasie Humas Polsek Mampang Prapatan Aiptu Sukarno.

"Sabtu tanggal 17 Oktober 2015 sekitar jam 17.00 WIB di depan Gedung YTKI, Jalan Gatot Subroto, Mampang, telah mengamankan 9 orang laki-laki yang akan mencopot spanduk yang dipasang terkait pertandingan final Piala Presiden 2015," ucap Sukarno.

Sukarno menjelaskan, kesembilan orang tersebut diduga kuat merupakan anggota The Jak Mania atau Jakmania, fans fanatik dari klub sepakbola Persija dari Korwil Cipinang Muara, Jakarta Timur.

"Dari tas mereka ditemukan 1 buah syal Jakmania. Hingga saat ini masih dilakukan pendataan serta pemeriksaan intensif termasuk memanggil para orangtuanya," papar Sukarno.

Para TNI berjaga malam jelang final Piala Presiden 2015 antara Persib melawan Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta (17/10/2015). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Jangan Ganggu!

Sebanyak 55 ribu penonton diprediksi bakal menghadiri pertandingan besar final Piala Presiden malam nanti. Laga akbar itu juga bakal disaksikan langsung oleh Presiden Jokowi dan sejumlah petinggi.

Polda Metro Jaya akan menerapkan status Siaga I pada malam final nanti. Dalam kondisi Siaga I, polisi di seluruh wilayah hukum Polda Metro Jaya diwajibkan masuk untuk memperkuat pengamanan. Artinya sekitar 30 ribu polisi akan diperbantukan untuk mempertebal penjagaan.

Sementara itu Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian mengimbau para pendukung kesebelasan Persib Bandung tak membawa kendaraan pribadi saat menghadiri final Piala Presiden di Jakarta. Dia meminta mereka untuk menumpang bus yang disediakan pengurus Bobotoh.

Selain itu Tito juga berharap, para pendukung Persib tidak mengenakan atribut kesebelasan sebelum tiba di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.

Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya gelar pengaturan strategi pengamanan final Piala Presiden 2015 di SUGBK, Jakarta, Sabtu (17/10/2015). Polda Metro Jaya akan mengerahkan sebanyak 9.127 personel sekitar GBK.  (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Langkah itu ditempuh kepolisian untuk mengantisipasi bentrok antarpendukung yang bertemu saat tengah perjalanan menuju GBK. Begitu pun saat suporter hendak menempuh perjalanan pulang ke kota masing-masing.

"Saya akan menyampaikan beberapa imbauan. Yang pertama saya minta kepada teman-teman suporter Persib untuk datang dalam kelompok besar, yaitu menggunakan bus, sebagaimana diatur oleh pengurus dari Bobotoh, Viking maupun pengurus dari suporter yang lainnya," kata Tito di Mapolda Metro Jaya Jakarta pada Jumat 16 Oktober 2015.

"Jadi saya mengimbau tidak berangkat sendiri-sendiri, menggunakan sepeda motor misalnya. Dan juga saya meminta tidak menggunakan atribut apapun, termasuk baju, seragam dalam kelompok-kelompok yang kecil apalagi perorangan," sambung Tito.

Sementara itu, Polda Metro Jaya meningkatkan lagi jumlah pasukan untuk mengamankan area dalam dan luar SUGBK dari sekitar 9.000 personel menjadi 10.000 personel. Jumlah tersebut merupakan gabungan dengan Mabes Polri, Kodam Jaya, Pemprov DKI Jakarta, Panitia Pelaksana.

Jajaran Polres Metro Jakarta Selatan mengaku siap mengamankan laga final tersebut. Pengamanan ‎akan dilakukan di sejumlah titik Jakarta Selatan, terutama di rute yang akan dilalui rombongan suporter Persib. Pengamanan akan diperketat di sepanjang Tol JORR TB Simatupang.

Selain itu titik-titik yang diperkuat pengamanannya antara lain daerah Rancho Pasar Minggu, Jagakarsa, Ragunan, dan Pondok Indah.

Sementara Polresta Bekasi Kota, Jawa Barat juga tak ketinggilan. Mereka menyiagakan 1.500 personel gabungan untuk mengantisipasi kericuhan antara suporter Persija, The Jakmania dan suporter Persib, Viking.

Seperti disampaikan Wakapolresta Bekasi Kota AKBP Asep Edi Suheri. "Bekasi menjadi salah satu daerah perlintasan suporter Persib dari arah Bandung menuju Jakarta. Pengamanan perlu kami terapkan guna mengantisipasi tindakan anarkis," kata Asep.

Pengamanan super ketat juga dilakukan untuk menjaga Presiden Jokowi. Kodam Jaya dipercaya sebagai koordinator pengamanan tribun VVIP, tempat presiden beserta pejabat akan duduk sepanjang pertandingan.

Asisten Operasional Kodam Jaya Kolonel Infanteri Yudha Fitri mengatakan, pihaknya mengirimkan 100 personel untuk memperkuat penjagaan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) terhadap petinggi negara di tribun VVIP.

Pertandingan sepakbola sejatinya adalah hiburan yang semestinya bisa dinikmati dengan damai. Semoga laga babak final Piala Presiden 2015 nanti berlangsung aman dan tertib tanpa gangguan.

Selamat bertanding Persib dan Sriwijaya FC! (Ndy/Ado)

Final Piala Presiden: Persib Bandung vs Sriwijaya FC (Bola.com/Samsul Hadi)

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya