Liputan6.com, Bengkulu - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Nusa Tenggara Barat Baiq Diyah Ratu Ganefi mengingatkan kepada para mahasiswa, agar lebih paham tentang nilai-nilai 4 Pilar Kebangsaan yang kini tengah gencar disosialisasikan MPR.
Menurut Baiq, mahasiswa dan pemuda harus menjadi ujung tombak kehidupan bernegara, serta sebagai penerus bangsa pada masa mendatang.
"Mahasiswa harus benar-benar mengawal negara ini, dan lebih bagus lagi di kemudian hari," kata Baiq saat mengisi materi outbond sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan kepada para mahasiswa di Bengkulu, Sabtu 5 Desember 2015.
Dia menjelaskan, pada era kehidupan yang kian modern ini para pemuda, khususnya mahasiswa, malah mengalami keterpurukan identitas kebangsaan. Banyak dari mereka yang tidak percaya diri bilamana disebutkan akan nilai-nilai kebangsaan dan bernegara.
"Jadi banyak orang yang berpikir saat ini, apa sih istimewanya jadi orang Indonesia," ucap Baiq.
Untuk itu, kata Baiq, menumbuhkan kembali rasa percaya diri, khususnya dalam kaitannya berbangsa dan bernegara penting dilakukan melalui sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan. Sebab, banyak kalangan pemuda yang tidak sadar hebatnya bangsa Indonesia di dunia internasional.
Baca Juga
"Bahwa sebenarnya kita adalah pemimpin ASEAN. Jadi 4 Pilar Kebangsaan ini penting untuk generasi muda. Dengan adanya sosialisasi ini, dengan adanya dialog, kita masih punya nilai-nilai ke-Indonesiaan," tegas dia.
MPR terus mensosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan. Pemuda dan mahasiswa menjadi sasaran utama untuk lebih menumbuhkan pentingnya 4 Pilar Kebangsaan bagi kehidupan bernegara.
Lembaga pimpinan Zulkifli Hasan ini pun mengundang 100 mahasiswa dari 5 perguruan tinggi ternama di Bengkulu untuk ikut dalam kegiatan tersebut. Pembekalan teori dan diskusi yang cenderung membosankan, membuat MPR mulai melirik metode lainnya untuk mensosialisasikan kegiatan tersebut. Yakni dengan metode outbond.
Adapun kegiatan outbond sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini telah dilakukan MPR sejak 2012 lalu. Awalnya, 3 provinsi yang disasar MPR untuk sosialisasi, tetapi dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada 2013, MPR menyasar 11 provinsi dan pada 2014 di 8 provinsi.