Kabareskrim: Ada 7 Wilayah di Indonesia Sasaran Vaksin Palsu

Menkes mengaku telah melakukan pemeriksaan ke sejumlah orangtua dan anak yang telah menerima vaksin di Klinik Bidan Elly.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 30 Jun 2016, 16:56 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2016, 16:56 WIB
20160630-Kabareskrim Ari Dono Resmi Berpangkat Komjen-Jakarta
Wakapolri, Komjen Pol Budi Gunawan (kiri) bersiap mengikuti upacara laporan kenaikan pangkat 17 perwira tinggi polri, Jakarta, Kamis (30/6). Kabareskrim, Ari Dono Sukmanto resmi berpangkat Komisaris Jenderal Polisi. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kabareskrim Komjen Ari Dono memastikan, vaksin palsu sudah beredar di tujuh wilayah di Indonesia. Namun, dia enggan merinci titik lokasi yang menjadi sasaran pemasaran vaksin ilegal itu, selain di Bekasi dan Jakarta Timur.

"Ada tujuh wilayah. Tidak hanya di Bekasi dan Jakarta Timur," tutur Ari di Klinik Bidan Elly Novita, Jalan Raya Cantex, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (30/6/2016).

Ari mengatakan, pengungkapan kasus vaksin palsu di klinik bidan Elly yang diduga memproduksi dan menyuntikkan vaksin palsu ke balita tergolong masih baru. Oleh karena itu, dia sekalian mengajak Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengecek lokasi.

"Untuk yang di sini baru kita ungkap kemarin. Kita ajak Menkes untuk pengecekan," terang dia.

Sementara itu, Menkes Nila F Moeloek mengaku telah melakukan pemeriksaan ke sejumlah orangtua dan anak yang telah menerima vaksin di Klinik Bidan Elly. Dia menyebut, beberapa orangtua mengeluhkan bayinya tiba-tiba muntah usai imunisasi di tempat tersebut.

"Saya sudah tanya. Ada bayi yang katanya muntah setelah divaksin. Tapi kita harus cek itu karena vaksin atau apa," jelas Nila.

Nila menegaskan, pihaknya akan terus melakukan pengecekan terkait dampak yang timbul akibat pemakaian vaksin palsu. Pihaknya juga akan memberikan vaksin ulang kepada para bayi, yang sebelumnya diberikan vaksin palsu oleh klinik tersebut.

"Jadi kita cek perbedaan antara yang menggunakan vaksin impor yang diduga palsu dengan vaksin yang diberikan pemerintah secara gratis. Dan kami masih meneliti lagi terkait dampaknya. Jadi belum bisa merincikan lebih detail," tutur Nila.

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya