Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto mengatakan pelaku teror bom di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep adalah anak berusia 17 tahun. Dua bulan lagi, dia baru genap berusia 18 tahun.
Bomber berinisial IAH itu memiliki 3 saudara. Kakaknya memiliki warung internet dan setiap hari IAH aktif bermain internet di warung kakaknya.
"Kira-kira si anak ini terobsesi dengan Abu Bakar Al Baghdadi dari ISIS. Di ranselnya ditemukan (tulisan) 'I Love Al-Baghdadi'," kata Wiranto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/8/2016).
Advertisement
Selain itu ditemukan pula cuplikan aksi ISIS di imternet. Selain itu di kosanya juga ditemukan bahan-bahan untuk merakit bom. Seperti kabel tembaga travo, bubuk mesiu dan banyak baterai. Ada pula bohlam lampu sebanyak 85 buah.
"Bahan-bahan itu disinyalir untuk membuat bom. Tapi sangat sederhana," ujar Wiranto.
Sementara bom yang dia bawa juga hanya berasal dari 6 batang pipa korden yang dimasukkan bubuk mesiu korek api. "Sehingga tidak meledak meledaknya juga seperti petasan," lanjut dia.
IAH melakukan aksi teror pada Minggu 28 Agustus 2016 pukul 08.45 WIB. Tak ada yang terluka akibat teror itu.