Kriminalitas di Laut Tinggi, Menteri Susi Minta Interpol Berperan

Menurut Susi, kejahatan yang terjadi di laut tidak hanya pencurian ikan, tetapi bisa berupa penyelundupan narkoba.

oleh Dewi Divianta diperbarui 09 Nov 2016, 19:10 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2016, 19:10 WIB
 20160726- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti-Jakarta- Faizal Fanani
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti memberikan keterangan pers di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Selasa (26/7). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Nusa Dua - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjadi pembicara dalam acara Sidang Umum Interpol di Nusa Dua, Bali. Dia meminta kepada interpol menangani secara serius masalah kriminalitas yang terjadi di kemaritiman.

"Kejahatan maritim bukan tidak sekadar illegal fishing. Tapi pencurian ikan itu melibatkan banyak negara dan melibatkan multi nasional. Itu sebaiknya interpol mengambil peran penting karena sangat dibutuhkan saat ini. Indonesia bisa begitu tegas karena Presiden memberikan dukungan politik penuh sebagai pemimpin negara untuk menjadikan laut masa depan terlaksana," kata Susi di Nusa Dua, Bali, Rabu (9/11/2016).

Menurut dia, pencurian ikan tidak hanya terjadi pada satu negara. Namun, bisa mencapai 20 puluh negara. Selain itu, kepemilikan kapal bisa berganti dalam kurun waktu satu tahun.

"Pemberantasan pencurian ikan tidaklah mudah, karena melibatkan uang yang sangat besar dan keuntungan yang luar biasa," ucap Susi.

Menurut Susi, kejahatan yang terjadi di laut tidak hanya pencurian ikan, tetapi bisa berupa penyelundupan narkoba, miras, dan rokok. "Semuanya diselundupkan antarnegara melalui kelautan," ujar dia.

Sementara itu, 115 satgas bentukan dari pemerintah sangat diinginkan oleh banyak negara. Karena, dibentuk pemerintah yang melibatkan banyak lembaga dengan bekerja sama dari polisi air, angkatan laut, angkatan udara, dan kejaksaan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya