Liputan6.com, Jakarta - Dua pohon setiap minggunya tumbang di Jakarta Barat. Meski belum menelan korban jiwa, kasus pohon tumbang ini sudah meremukkan enam mobil dan mencederai pengemudinya.
"Belum ada korban jiwa, tapi enam mobil rusak. Ada yang sedang parkir, ada yang sedang jalan, rata-rata dua pohon tumbang di Jakarta Barat selama periode Januari hingga November ini," ujar Kepala Seksi Jalur Hijau, Sudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Barat, Arwin Adlin pada Liputan6.com, di Jakarta Barat, Senin (21/11/2016).
Baca Juga
Dari catatan Arwin, sudah 83 pohon tumbang sejak awal 2016. Daerah terbanyak insiden pohon tumbang ada di Kecamatan Kebon Jeruk dan Kecamatan Kembangan.
Advertisement
"Delapan kecamatan yang ada di Jakarta Barat ada semua, tapi dua kecamatan itu yang paling banyak," dia melanjutkan.
Jika dirinci, Arwin menyebut pohon tumbang yang ada di Kecamatan Kembangan sebanyak 19 pohon dan Kebon Jeruk sebanyak 11 pohon. Kemudian menyusul Kecamatan Cengkareng dan Tamansari masing-masing sebanyak 10 pohon, Tambora 9 pohon, Kalideres dan Palmerah masing-masing 8 pohon dan Grogol Petamburan 5 pohon.
"Total dari Januari hingga November 2016, pohon tumbang di Jakarta Barat sebanyak 83 pohon," tegas dia.
Titik pohon tumbang pada dua kecamatan itu, berada di Jalan Joglo Raya, Meruya Ilir, sekitar Intercon, dan Puri Kembangkan. Sementara, jenis pohon yang tumbang, yaitu pohon angsana, akasia, beringin dan pohon asem.
Pohon-pohon ini tak serta merta tumbang karena angin kencang saja, tapi oleh tata kota yang tak ramah pada alam. Arwin mencontohkan, salah satu pohon tumbang di Meruya yang berada di pinggir jalan.
"Coba lihat di gorong-gorong ini, kelihatan akarnya kan?" ucap Arwin.
Akar itu, kata Arwin tidak cukup kuat. Sebab setiap saat gali tutup-gali tutup, satu per satu akarnya terpotong. Tanah yang ada di bawahnya pun kosong, sehingga batang kayu itu mudah tumbang.
"Enggak ada akar yang membenam ke tanah, di bawah pohonnya sudah berlubang," ucap Arwin.
Tak hanya soal akar, dahan-dahan pohon yang terus rimbun juga jadi soal. Ekosistem alam yang ada di kota membuat dahan-dahan pohon itu berat. Ini disebabkan tak adanya hewan yang memakan daun, atau kulit pohon yang mati. Padahal, dengan adanya hewan-hewan tersebut, berat dahan pohon terjaga keseimbangannya.
"Kalau sekarang, tentu kami yang memotong dahan yang sudah berat," kata dia.
Arwin mengimbau warga Jakarta Barat dan masyarakat yang melintas di wilayah ini agar waspada. Apalagi, ia menambahkan, cuaca belakangan ini didominasi hujan dan angin kencang.
"Jangan berdiri atau parkir di bawah pohon saat hujan dan angin kencang. Bagi yang tempat tinggalnya di dekat pohon agar memberitahu kami, agar dahan yang berbahaya kami potong," ucap dia.