Bambang Golkar: Foto MUI di Israel Berpotensi Mengadu Domba

Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo menuturkan, pertemuan anggota MUI dengan Israel itu patut dipertanyakan dan didalami,

oleh Raden Trimutia HattaPutu Merta Surya Putra diperbarui 23 Jan 2017, 01:00 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2017, 01:00 WIB
MUI Israel
(GPO/Mark Neiman)

Liputan6.com, Jakarta Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali menjadi sorotan publik. Bukan karena fatwanya, melainkan publikasi lawatan anggotanya ke Israel baru-baru ini.

Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo mengatakan, publikasi itu cenderung provokatif. Karena itu, dia meminta semua komponen masyarakat Indonesia berpikir jernih dalam menyikapi.

"Kearifan para tokoh masyarakat dan pemuka agama sangat penting dalam merespons informasi dari Kementerian Luar Negeri Israel itu, agar tidak terjadi gesekan-gesekan yang tidak perlu," ucap Bambang kepada Liputan6.com, Senin (23/1/2017).

Namun, Politikus Partai Golkar itu menuturkan, pertemuan itu patut dipertanyakan dan didalami, karena dilakukan ketika suasana di dalam negeri masih didominasi isu-isu tentang perilaku organisasi masyarakat (Ormas) yang intoleran.

"Dalam suasana yang demikian, mengapa tiba-tiba masyarakat disuguhi berita tentang pertemuan seorang anggota MUI dan rombongannya dengan Presiden Israel? Publikasi berita dan foto tentang Istibsyaroh-Rivlin oleh pemerintah Israel itu, hendaknya tidak dilihat sebagai informasi belaka. Bukan tidak mungkin Israel punya tujuan lain," kata Bambang.

Bisa jadi, kata Bambang, publikasi foto tersebut bagian dari pekerjaan agen Mossad, untuk mempermalukan Indonesia, yang dikenal pendukung negara Timur Tengah.

"Agen-agen Mossad di Asia tentu melihat dan mempelajari dinamika masyarakat Indonesia sejak Oktober 2016 hingga Januari 2017. Mungkin saja publikasi itu bertujuan mempermalukan masyarakat Indonesia, yang dikenal sebagai pendukung Palestina dan anti-Israel," kata dia.

Karena itu, Bambang menyebutkan, kalau semua pihak tidak bisa menahan diri, MUI akan menjadi sasaran kecaman. Di mata publik, kredibilitas MUI pun akan runtuh. Kasus ini bahkan bisa menambah rumit persoalan yang sedang berkembang hingga akhir-akhir ini.

"Publikasi oleh Kementerian Luar Negeri Israel itu berpotensi mengadudomba masyarakat. Karena itu, semua elemen masyarakat perlu berpikir jernih dan menghargai penjelasan MUI," kata dia.

Jenderal MUI Anwar Abbas sebelumnya membantah kunjungan pengurus FPI ke Israel atas perintah lembaganya. Dia menuturkan, tidak ada yang tahu soal kepergian ke Israel.

"MUI tidak tahu tentang kepergian yang bersangkutan ke sana. Jadi itu bukan (atas nama MUI). Jadi MUI tidak tahu," ucap Anwar, baru-baru ini.

Arwan menuturkan, Selasa 24 Januari lusa, pihaknya akan mengadakan rapat dengan Dewan Pimpinan MUI, untuk mengetahui maksud anggotanya ke Israel.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya