Mengenal Garuda Bhayangkara Indonesia dalam Misi PBB di Haiti

Haiti merupakan salah satu negara yang termasuk dalam negara termiskin di benua Amerika, bahkan di dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Agu 2017, 13:07 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2017, 13:07 WIB
20151217-polri-jakarta-fpu sudan
Polri mengirim 140 personelnya untuk menjadi pasukan perdamaian PBB (UNAMID) di Sudan. (Liputan6.com/Hanz Jimenez Salim)

Liputan6.com, Jakarta - AKBP Dian Nugraha dipercaya pimpinan Polri untuk mengembangkan tugas mulia di Haiti. Alumni Akpol 1999 yang masih tercatat sebagai perwira menengah biro Sumber Daya Manusia Polda Sultra ini, diamanahkan menjadi Komandan Kontingen (Dankon) Polri untuk misi PBB di Republik Haiti.

Sejak 17 September 2016 lalu, Dian Nugraha bersama 12 anggota Polri -8 Polisi pria dan 5 Polisi wanita- sudah berada di Republik Haiti. Mereka hampir satu tahun menjalankan misi kemanusiaan di negara dengan Ibu Kota Port-au-Prince.

Sebelum menjalankan misinya ke Haiti para anggota akan diseleksi terlebih dahulu, mulai dari kesehatan, kemampuan menembak, kemampuan Bahasa Inggris, kemampuan mengemudi stir kiri, kemampuan komputer, serta diberikan pelatihan bahasa Perancis di Institut Perancis Indonesia (IFI) oleh Divisi Hubinter Mabes Polri

Saat berada di negara yang berbatasan langsung dengan segitiga Bermuda tersebut, mantan Wakapolres Bombana dan tim Individual Police Officer (IPO) Polri yang secara struktur ada di bawah Biro Misi Internasional Divisi Hubinter Polri, memiliki peran penting yaitu menjalankan misi MINUSTAH (Mission des Nations Unies pour Stabilisation en Haiti), serta dilanjutkan dengan misi MINUJUSTH (Mission des Nations Unies pour l'appui a la Justice en Haiti) atau United Nations Mission For Justice Support in Haiti.

Sebelumnya, Haiti merupakan salah satu negara yang termasuk dalam negara termiskin di benua Amerika, bahkan di dunia.

AKBP Dian Nugraha bersama warga Haiti (dok. Dian Nugraha)

Dalam sejarah kelam Haiti juga telah mengalami kudeta sebanyak 32 kali, disertai penindasan sehingga berimbas terhadap berbagai permasalahan politik, sosial, dan keamanan.

Puncak kemunduran besar adalah saat gempa berkekuatan dahsyat menerjang Haiti pada Januari 2010 yang ditetapkan sebagai bencana manusia terparah sepanjang sejarah.

Butuh proses panjang untuk memulihkan perekonomian di sana saat itu. Kemiskinan yang terjadi di Haiti berdampak pada meningkatnya angka kriminalitas di Haiti.

Selain bertugas dalam menjaga perdamaian, pasukan PBB dari tim Garuda Bhayangkara Indonesia ini juga berperan dalam menjaga gangguan kriminalitas. Salah satunya seperti tim IPO di Haiti dalam pengungkapan kokain.

Individual Police Officer (IPO) yang dimaksudkan adalah tim yang bukan merupakan sebuah kesatuan pasukan polisi, melainkan hanya mendampingi polisi lokal dalam pemberian saran dan taktik-teknis strategi.

"Kami ini IPO (Individual Police Officer), bukan kesatuan pasukan polisi. Kami yg mendampingi polisi lokal untuk pemberian saran dan taktik teknis strategi," ujar Dian Nugraha saat disinggung mengenai perbedaan dengan personel Polri yang ada di Darfur, Sudan Selatan.

Penyelundupan Narkotika

Dalam upaya menekan angka kriminalitas di Haiti, tim IPO Minustah memiliki peranan penting, salah satunya keterlibatan dalam operasi penggerebekan jaringan pengedar kokain di perkampungan pesisir pantai Anbouchi, wilayah Morency, Sounth Department.

Tim Polri tergabung bersama pasukan Brigde de Lutte Contre le Trafic de Stupefiants (BLTS) atau pasukan khusus antiperdagangan narkotika Kepolisian Nasional Haiti. 

Penggerebekan tersebut juga melibatkan 2 orang penyidik kejaksaan setempat dan 3 orang UNPOL (United Nation Police) yang terdiri dari 2 orang IPO Indonesia yang bertugas sebagai Drone Operator.

Dari hasil operasi drone tersebut, tim IPO berhasil menemukan 10 paket kecil kokain yang dibungkus sangat rapi dengan total sejumlah 24,5 pound atau sekitar 11,136 kg.

Selama menjalankan misi kemanusian di Kepulauan Karibia, Amerika Tengah, Dian Nugraha merasa sangat bahagia karena atas tugasnya tersebut, ia menjadi satu-satunya polisi dari 48 negara yang diberikan kesempatan memberikan arahan kepada militer, yang terdiri dari 2 perwira tinggi dan 11 Perwira menengah dari 8 negara dalam rangka pemulangan mereka kembali ke negara masing-masing.

Serta memberikan pencerahan dari perspektif kepolisian tentang upaya preventif terhadap ancaman markas dan personel mereka selama transisi serta pergantian tugas kepada FPU.

Sebelumnya, mantan Wakapolresta Kendari ini bertugas di Joint Operation Centre (JOC) sebagai Mission Duty Officer of Joint Operation Centre.

Salah satu tugasnya melakukan koordinasi dan sharing informasi dari dan ke Militer, Polisi dan Sekuriti untuk diolah menjadi data serta memberikan pelatihan militer kepada negara-negara donor UNCT (United Nations Country Team) yang akan membentuk angkatan pertama National Haiti sebanyak 500 persone.

Mission Duty Officer dibawah Perwakilan Khusus Sekjen PBB yang bertugas melakukan kontak dan laporan situasi dari dan ke New York.

"Dalam tugas ini, saya juga merasa bahagia karena bisa menjalankan tugas negara dan mengharumkan nama bangsa Indonesia. Saya juga senang berkenalan memperluas jaringan kerja sama dengan negara-negara lain dan memahami budaya-budaya mereka dan kesempatan mengenal negara lain. Ini juga sesuai dengan visi Polri menjadi World Class Organization," ungkap Dian Nugraha. (Liputan6.com/Apriana Nurul Aridha)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya