JK Tegaskan Komitmen Indonesia dalam Proses Perdamaian di Afghanistan

Menurut Jusuf Kalla, perdamaian harus dipupuk termasuk menempa ikatan kepercayaan antara orang-orang di semua tingkat.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 28 Feb 2018, 11:58 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2018, 11:58 WIB
Wapres Jusuf Kalla Tiba di Afghanistan
Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu dengan Chairman High Peace Council Y.M Mohammad Karim Khalili di Istana Haram Sarai, Kabul, Afghanistan, Selasa (27/2). JK bertolak ke Afghanistan untuk misi perdamaian di negara itu. (Liputan6.com/Pool/Tim Media Wapres)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla atau JK tengah berada di Afghanistan. Keberadaan JK di negeri tersebut untuk menghadiri Konferensi Proses Perdamaian Kabul.

Di depan pemimpin Afghanistan, JK menyebutkan, kehadirannya di konferensi sebagai penegasan kembali komitmen dan kontribusi Indonesia dalam proses perdamaian di Afghanistan.

Bagi Indonesia, lanjut JK, pertemuan ini sangat penting dalam proses perdamaian di Afghanistan. Karena konflik berkepanjangan yang melanda negara itu sangat membuat siapapun menderita.

"Merobek persatuan masyarakat dan menghambat pembangunan sosial dan ekonomi. Karena konflik tidak pernah menguntungkan siapapun," kata JK dalam keterangan tertulis yang diterima dari Jubir Wapres, Husain Abdullah, Rabu (28/2/2018).

Pada kesempatan itu, Wapres JK menceritakan tentang persatuan di Indonesia.

"Sebagai negara dengan lebih dari 700 kelompok etnis dan 340 bahasa daerah, Indonesia telah mengalami banyak tantangan dan konflik sebagai bangsa yang pluralistik. Alhamdulillah,kami mampu mengatasi tantangan dan konflik dan kami merasa terhormat untuk berbagi pengalaman ini," papar JK dalam konferensi.

Memupuk Perdamaian

Wapres Jusuf Kalla Tiba di Afghanistan
Pertemuan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan Chairman High Peace Council Y.M Mohammad Karim Khalili di Istana Haram Sarai, Kabul, Afghanistan, Selasa (27/2). JK dijadwalkan menghadiri Konferensi Proses Perdamaian Kabul. (Liputan6.com/Pool/Tim Media Wapres)

Menurut JK, perdamaian harus dipupuk termasuk menempa ikatan kepercayaan antara orang-orang di semua tingkat, dan membangun komitmen yang kuat dan solid dari semua elemen masyarakat.

Untuk membangun perdamaian itu, dibutuhkan upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat dan meningkatkan kredibilitas proses itu sendiri.

"Ini adalah bahan penting untuk perdamaian yang tahan lama," ujar JK.

Indonesia sendiri sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, papar JK, sangat memahami peran penting dari para ulama dalam memelihara perdamaian dan rekonsiliasi, terutama melalui promosi nilai dan prinsip toleransi dan Islam sebagai Rahmatan lil 'alamin, atau Islam sebagai berkah bagi alam semesta.

Untuk itu, kata JK, Indonesia tanpa ragu-ragu menyambut dan menerima permintaan Afghanistan untuk menjadi tuan rumah Konferensi Ulama Internasional.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya