PKS: Jokowi Pernah ke Luar Negeri Pakai Pesawat Komersial

Wakil Ketua Komisi II DPR ini menilai pernyataan Ketua KPU Arief Budiman sebagai bentuk pandangan bahwa lembaga tersebut menganggap pesawat kepresidenan merupakan bagian dari pengamanan.

oleh Ika Defianti diperbarui 10 Apr 2018, 15:20 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2018, 15:20 WIB
20161006-Tiga Tim Sukses Cagub DKI Jakarta Tanggapi Hasil Survei-Jakarta
Tim sukses pasangan Cagub DKI Jakarta 2017-2022 Anies-Uno, Ali Mardani Sera (kanan) saat menanggapi hasil survei di Jakarta, Kamis (6/10). Survei membahas Arah Suara Pemilih Pilgub DKI. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Mardani Ali Sera mengatakan pihaknya akan melihat peraturan pemerintah (PP) dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) mengenai cuti kampanye calon presiden atau capres petahana. Apalagi saat ini perlu penggunaan pesawat kepresidenan masih menjadi perdebatan.

"PKS akan melihat PKPU dan PP-nya dahulu," kata Mardani saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Selasa (10/4/2018).

Wakil Ketua Komisi II DPR ini menilai pernyataan Ketua KPU Arief Budiman sebagai bentuk pandangan bahwa lembaga tersebut menganggap pesawat kepresidenan merupakan bagian dari pengamanan.

Padahal, lanjut dia, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut pernah ke Singapura dengan menggunakan pesawat komersial.

"Sementara Pak Jokowi juga pernah ke Singapura naik pesawat komersial. Itu luar negeri, sementara kampanye di dalam negeri," jelas Mardani.

Sebelumnya, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan calon presiden atau capres petahana diperbolehkan menggunakan pesawat kepresidenan saat cuti kampanye Pilpres 2019. Dia beralasan pesawat kepresidenan merupakan salah satu hak melekat presiden.

"Loh itu kan yang melekat," kata Arief di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (9/4/2018).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya