Liputan6.com, Jakarta - Media sosial ternyata berbahaya bagi prajurit militer seperti Tentara Nasional Indonesia (TNI). Divisi Penerangan TNI AD mengatakan, perkembangan informasi teknologi tidak selalu positif.
Oleh karena itu, Tim Divisi Penerangan TNI AD melakukan sosialisasi tentang pengaruh media sosial kepada jajarannya. Seperti yang dilakukan di Kodam VII/Mlw di Makorem 101/Antasari, Kamis, 12 Juli 2018.
Baca Juga
"Semua peristiwa dari berbagai belahan Bumi dapat dengan segera diakses cepat hanya dengan hitungan detik. Jika dahulu kita tergantung kepada koran dan televisi, maka saat ini opini dan persepsi masyarakat dapat dengan mudah terbentuk dari penyebaran berita di media online," ujar Ketua Tim Dispenad Kol Arh Saptarendra Prasada dalam siaran pers diterima Liputan6.com, Jumat (13/7/2018).
Advertisement
Dia menuturkan, informasi yang telah bertransformasi ke media sosial memiliki dampak masif. Jika yang tersebar adalah hal negatif, hal tersebut berpotensi mendegradasi nilai-nilai kejuangan dan norma-norma keprajuritan.
"Hal ini terjadi di berbagai kalangan, secara khusus kepada anggota TNI AD. Tidak hanya dipandang sebagai media komunikasi dan informasi, media sosial juga telah menjadi senjata pihak lain yang dapat mendegradasi nilai-nilai kejuangan dan norma-norma keprajuritan," kata Saptarendra.
Jika dicermati, kata dia, banyak di antara personel TNI yang kini kecanduan gadget. Mereka sering membagikan aktivitasnya hanya karena ingin eksis di media sosial. Dampaknya, konten-konten prajurit dan aktivitas satuan tersebar luas.
"Situasi tersebut tentunya akan mempengaruhi kondisi mental kejuangan prajurit dan kesiapan operasional satuan serta sistem pembinaan di satuan," ujar Saptarendra.
Â
Mudah Dimanfaatkan
Oleh karena itu, lulusan Akmil 1996 ini mengimbau agar anggota TNI harus lebih waspada. Akun media sosial mereka sangat mudah dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. Misalnya, sebagai sarana pemetaan lokasi satuan dan obyek strategis rahasia milik TNI AD.
"Jadi selain objek pangkalan dan kegiatan, hasrat eksistensi anggota ini juga dapat berimbas kepada keselamatan para pejabat. Contohnya adalah update status lokasi yang dilakukan pengemudi, pengawal, ataupun staf pimpinan TNI lewaf akun medsos mereka," kata Saptarendra.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement