4 Rencana Anies Baswedan yang Jadi Buah Bibir

Hampir 2 tahun memimpin Jakarta, beberapa kebijakan Anies Baswedan kerap menjadi buah bibir warga.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 03 Jul 2019, 19:15 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2019, 19:15 WIB
Anies Baswedan Gelar Halal Bihalal di Balai Kota
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersalaman dengan pegawai Pemprov saat menggelar halal bihalal di Balaikota, Jakarta, Senin (10/6/2019). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar Halal Bihalal pada hari pertama PNS masuk kerja setelah libur Lebaran 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sudah hampir dua tahun Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Selama itu, beberapa kebijakannya kerap menjadi sorotan publik, bahkan jadi buah bibir warganya.

Meski begitu, Anies tetap gigih menjalankan keputusannya. Dia menyatakan, kebijakannya tersebut berpihak kepada masyarakat DKI Jakarta dan untuk kebaikan bersama. 

Meski beberapa kebijakannya menuai polemik, tidak sedikit pula keputusan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu yang justru membuat warganya tersenyum.

Berikut empat rencana kebijakan Anies yang unik dan menarik hingga jadi buah bibir masyarakat Ibu Kota:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

ASN Jakarta Pakai Kostum Persija

Pawai Persija Jakarta
Gubernur DKI, Anies Baswedan, foto bersama pemain Persija Jakarta di Balai Kota, Jakarta, Sabtu (15/12). Pawai tersebut untuk merayakan keberhasilan Persija meraih gelar Juara Liiga 1 Indonesia. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan berencana menerapkan aturan agar aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov DKI mengenakan kostum Persija saat bekerja. Namun, hal itu dilakukan hanya saat Persija bertanding.

Menurutnya, upaya tersebut adalah bentuk dukungan dan kepedulian Pemprov DKI terhadap klub sepak bola kebanggaan warga Jakarta.

“Kalau hari itu Persija tanding, kita akan mendukung dengan cara menggunakan kostum Persija, tapi kostumnya sendiri sedang mau disiapkan desainnya,” ujar Anies di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (1/7/2019).

Dia pun akan membuat sayembara desain kostum seragam bernuansa Persija. Nantinya, desain kostum Persija itu harus memenuhi syarat pakaian dinas. Sehingga, kostum itu dapat digunakan ASN dalam kegiatan dinas sehari-hari.

Meski begitu, Anies belum menjelaskan kapan sayembara itu akan dilakukannya.

“Maka itu desainnya sesuai dengan ketentuan dasar orang berkantor, kan harus ada kerah,” jelasnya.

“Dan seragam Persija itu macam-macam, kalau seragam pemain sepak bolanya memang jersey yang oranye. Kalau ini, nanti kita sayembarakan tapi menunjukkan nuansa Persija,” dia mengakhiri.

Perbanyak Karnaval di Jakarta

Jakarnaval 2018 Padati Jalan Medan Merdeka Selatan
Peserta mengenakan busana nusantara saat memeriahkan Jakarnaval 2018 di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Minggu (8/7). Karnaval yang mengusung tema Asian Games dimulai dari depan Balai Kota. (Merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mencanangkan agar kegiatan karnaval seperti Jakarnaval akan lebih sering dilakukan. Sebab, Anies menilai Jakarnaval 2019 telah sukses dalam menggerakkan perekonomian Jakarta.

Sektor pariwisata dan industri kreatif pun dianggapnya memiliki pengaruh besar sehingga harus terus didukung. Rencananya, pihak Pemprov DKI Jakarta akan membuat deretan event di bulan Juli untuk nantinya diselenggarakan.

“Dua sektor itu bila dikombinasikan melalui kegiatan karnaval-karnaval seperti ini maka sektor kreatif tumbuh, sektor parawisata tumbuh, dan insyallah itu menggerakkan perekonomian,” tutur Anies di Lapangan Balai Kota, Jakarta, Minggu (30/6/2019).

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Edy Junaedi menambahkan, biaya yang dikeluarkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2019 untuk mendukung jalannya Jakarnaval mencapai hingga Rp 3,5 miliar.

“Harapan beliau (Anies) ke depan kita akan dobel lagi, lebih banyak lagi mengundang partisipasi masyarakat dan komunitas internasional,” jelas Edy. 

Selain itu, Anies menilai bahwa pengeluaran sebesar Rp 3,5 miliar itu dapat mencipatakan lapangan pekerjaan di sektor pariwisata dan industri kreatif.

Jakarta Kembali ke 1998

Kawasan Integrasi Transportasi Dukuh Atas
Bus Metrotrans menunggu penumpang di kawasan integrasi transportasi Dukuh Atas, Selasa (30/4/2019). Kawasan Terintegrasi Dukuh Atas menghubungkan empat transportasi umum di DKI Jakarta, yaitu Transjakarta, MRT, KRL, LRT, dan Kereta Bandara. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan juga menargetkan agar kondisi transportasi umum di Jakarta bisa kembali seperti di tahun 1998. Dia menegaskan, pihaknya akan terus mendorong upaya perbaikan kualitas udara di Jakarta.

Terlebih karena Jakarta sempat menempati posisi nomor satu sebagai kota terpolusi di dunia oleh Air Visual.

“Minimal harus cepat kembali ke 1998. Pada tahun 1998, separuh penduduk Jakarta gunakan kendaran umum. Sekarang 25 persen gunakan kendaran umum, 75 persen pribadi,” tukas Anies di Gedung DPRD DKI, Jakarta, Rabu (26/6/2019).

Anies menilai, sumber masalah udara terbesar di Jakarta adalah kendaraan bermotor. Karenanya, dia berharap kendaraan pribadi dapat jauh berkurang dan udara kembali membaik pada tahun 2030.

"Target 2030 (kendaraan pribadi berkurang), alhamdullilah tahun lalu menunjukan perbaikan," lanjutnya.

Tradisi Takbiran Keliling Dijaga

Semarak Malam Takbiran Menyambut Idul Fitri di Tanah Abang
Warga konvoi menggunakan bus saat merayakan malam takbiran menyambut Hari Raya Idul Fitri 2019 di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa (4/6/2019). Pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah jatuh pada hari Rabu 5 Juni 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menilai tradisi takbiran sebagai sesuatu yang harus dijaga. Dia pun mengaku senang dengan antusiasme warga Jakarta mengikuti takbiran jelang Hari Raya Idul Fitri.

"Di Jakarta pun (takbiran) bukan pengecualian, karena itu di Jakarta kita mengizinkan untuk kegiatan takbiran ini dilaksanakan, dan kita ingin agar warga merasakan ini adalah tanah mereka sendiri, ini adalah rumah mereka sendiri," ujar Anies di Rusunawa KS Tubun, Jakarta, Selasa (4/6/2019).

Anies menyatakan, dulunya takbiran adalah kebiasaan berkeliling dengan obor untuk menyambut Idul Fitri saat lampu belum ada. Takbir keliling juga sudah dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia selama ratusan tahun.

Menurutnya, tugas pemerintah adalah memastikan keamanan dan ketertiban selama takbiran.

"Izinkan warga Jakarta menjadi tuan rumah di tanahnya sendiri, dan inilah yang sekarang kita kembalikan di Jakarta," kata Anies.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya