NU dan Ahmadiyah Sepakat Kerja Sama Sosial Kemanusiaan

Said Aqil menegaskan, sudah bukan waktunya di antara kelompok Islam membicarakan mazhab dan furu'iyah.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Des 2019, 08:55 WIB
Diterbitkan 17 Des 2019, 08:55 WIB
Ketua Umum PBNU Said Aqil menemui pimpinan Ahmadiyah di Kantornya, Jalan Kramat Jakarta.
Ketua Umum PBNU Said Aqil menemui pimpinan Ahmadiyah di Kantornya, Jalan Kramat Jakarta. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj menggelar pertemuan dengan Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia Abdul Basit bersama jajarannya di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat, Senin 16 Desember 2019.

Said Aqil menegaskan, sudah bukan waktunya di antara kelompok Islam membicarakan mazhab dan furu'iyah. Tantangan umat Islam dan bangsa Indonesia saat ini soal korupsi, kemiskinan, pendidikan, keadilan sosial dan nasionalisme.

"Bagaimana umat Islam bisa mendorong menjadikan masyrakat Indonesia menjadi terdidik, damai dan adil sejahtera itulah yang harus diwujudkan," ujarnya.

Said Aqil mengatakan, hanya Islam Indonesia yang memiliki keunikan yang mampu menyatukan semangat syiar Islam dan kebangsaan dalam satu nafas. Kelompok kelompok Islam sejak lahirnya jauh sebelum kemerdekaan telah menjadi pondasi pergerakan ekonomi, pendidikan dan persatuan membangun masyarakat hingga Indonesia saat ini tanpa banyak terpengaruh oleh bantuan pemerintah.

Sementara Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia Abdul Basit mengatakan, kelompok muslim Ahmadiyah yang saat ini berdiri di 213 negara fokus mempromosikan nilai nilai Islam tentang perdamaian, keadilan dan persatuan umat manusia dan cinta tanah air.

Salah satu sayap organisasi sosial kemanusiaan Ahmadiyah yang berskala global adalah Humanity First. Organisasi ini fokus pada bidang sosial kemanusiaan di setiap negara sebagaimana konsep Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Dalam menjalankan aksi kemanusiaannya, Humanity First dilarang keras membeda bedakan pelayanan berdasarkan perbedaan apapun dan dilarang melakukan gerakan dakwah.

Abdul Basit mengatakan, Pancasila tercantum dalam AD/ART organisasi Jemaat Ahmadiyah Indonesia dan menegaskan bahwa konsep Khilafah Ahmadiyah yang bersifat spiritual tidak memerlukan teritorial.

"Karena itu Ahmadiyah diterima di negara manapun karena tidak berpolitik, dilarang makar dan wajib mencintai negara dengan melakukan kontribusi nyata pada bangsa dan negara dimanapun mereka berada," jelasnya.

Mengakhiri pertemuan, kedua pimpinan kelompok Islam, PBNU dan Ahmadiyah sepakat membangun kerjasama sosial dan memperkuat semangat kebangsaan Indonesia melalui kerja bersama di aksi-aksi sosial kemanusiaan

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya