Liputan6.com, Jakarta - Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak melayangkan kritik kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai adanya korban jiwa akibat banjir yang mengguyur Jakarta, pada Kamis 6 Oktober 2022.
"Pada saat kematian karena banjir berjarak sekitar 1 KM dari rumah Capres Anies, apakah masih ngotot mengatakan sebagai gubernur yang berhasil?" kata Gilbert dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (7/10/2022).
Baca Juga
Banjir yang melanda DKI Jakarta dengan intensitas sedang hingga lebat menyebabkan robohnya tembok MTsN 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan. Insiden itu memakan korban jiwa. Tiga siswa meninggal dunia dan tiga lainnya luka-luka.
Advertisement
"Capres Anies sebelumnya menyepelekan korban banjir dengan mengatakan jumlahnya tidak sampai 1 persen," kata dia.
"Ini sangat menyakitkan buat korban, apalagi sekarang diikuti dengan korban jiwa, kematian tiga pelajar," lanjutnya.
Gilbert mengacu pada pernyataan yang sebelumnya pernah dilontarkan Anies. Anies, ujar Gilbert mengatakan bahwa indikator utama banjir adalah tidak ada korban jiwa.
Berdasarkan hal tersebut, Gilbert menyimpulkan penanganan banjir yang dilakukan Anies tak berhasil seperti yang digaungkan.
"Masyarakat menunggu pernyataan Capres Anies bahwa korban hanya tiga orang, tidak sampai 1 persen," ujar Gilbert.
Anies dan Riza Patria Sambangi Rumah Duka Korban Tragedi MTSN 19 Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengucapkan belasungkawa atas insiden robohnya tembok MTSN 19 Jakarta, Pondok Labu, yang menelan korban jiwa.
Anies bakal bertakziah ke rumah duka korban meninggal dunia di Jagakarsa.
"Kita berduka dengan wafatnya 3 orang anak di madrasah negeri Pondok Labu. Malam ini sekarang saya akan ke sana," kata Anies Baswedan saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Anies menyampaikan bahwa sejauh ini Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin telah menemui keluarga siswi MTSN 19 korban meninggal dunia.
Dia menyebut, selain menyambangi rumah duka, malam ini dirinya juka akan mengumpulkan data-data di lapangan.
"Kita harus tahu apa penyebabnya dan gimana mencegahnya dan segera nanti yang rusak kita segera perbaiki dan pada keluarga kita menyampaikan rasa belasungkawa," kata Anies.
Berbarengan dengan Anies, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan juga bertakziah ke rumah duka. Riza berujar, ia dan Anies bakal berbagi tugas malam ini juga.
"Saya nyusul," ujar Riza.
"Pokoknya bagi tugas sama Pak Gubernur malam ini langsung," katanya.
Advertisement
Korban Luka Insiden MTSN 19 Jakarta Dipulangkan
Akibat hujan deras yang mengguyur Jabodetabek sejak siang Kamis 6 Oktober 2022, membuat tembok pembatas MTSN 19 Jakarta, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, roboh.
Hal ini membuat sejumlah siswa terluka dan bahkan ada yang meninggal dunia.Â
Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, yang luka total sebanyak tiga siswa. Namun, kondisinya mereka bisa dipulangkan dari RS Prikasih, Jaksel.
"Yang luka-luka sudah bisa dipulangkan," jelas dia.
Meski demikian, salah satu siswa yang mengalami patah lengan diminta wajib kontrol.
"Namun ada satu orang atas nama Adisya mengalami patah tulang lengan kiri bawah, hanya diwajibkan kontrol," kata Isnawa.
Sebelumnya, Isnawa menjelaskan kronologi robohnya tembok MTSN 19 Pondok Labu. Diketahui, Peristiwa robohnya tembok MTSN 19 ini terjadi pukul 14.50 WIB.
"Beberapa siswa yang sedang bermain di area taman sekolah tertimpa tembok yang roboh, karena tembok tidak mampu menahan luapan air yang ada," kata dia.
"Posisi sekolah berada di dataran rendah, yang di sekitarnya terdapat saluran PHB Pinang Kalijati dan di belakang sekolah terdapat aliran sungai," lanjut dia.
Kronologi Robohnya Tembok MTSN 19 Jakarta hingga 3 Siswa Tewas
Tiga siswa tewas akibat tertimpa material tembok yang roboh di MTSN 19 Jakarta, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. Tembok roboh itu terjadi pada Kamis (6/10/2022).
Camat Cilandak Djaharuddin menerangkan, ketiga orang korban diduga sedang bermain di tengah hujan deras. Saat insiden terjadi masih berjalan proses belajar-mengajar.
"Masih jam sekolah, persiapan mau pulang menunggu jemputan atau apa itu anak-anak lagi bermain saat hujan," ujar dia saat dihubungi, Kamis.
Djaharuddin mengatakan, tembok pembatas sekolah tiba-tiba saja roboh. Dugaan sementara, akibat tergerus banjir.
"Iya tembok terseret arus banjir kemudian roboh," ujar dia.
Djaharuddin menerangkan kejadian itu memakan tiga orang korban jiwa. Djaharuddin memastikan, seluruhnya merupakan pelajar.
"Iya korbannya ada tiga yg meninggal menurut informasi sementara. Saat ini saya konfirmasi dengan rumah sakit jumlah meninggal saya dapat terakhir itu tiga," ujar dia.
Advertisement