Doakan AHY Maju di Pemilu 2024, Gede Pasek Bantah PKN Hadir untuk Jegal Demokrat

Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Gede Pasek Suardika mendoakan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maju di Pilpres 2024 baik sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Feb 2023, 20:01 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2023, 20:01 WIB
Ketum Partai Demokrat Tanggapi Sejumlah Isu Politik Terbaru
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyoroti sejumlah isu politik terbaru dalam jumpa pers awal tahun di DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (12/1/2023). AHY berharap tahapan pemilu bisa berjalan dengan lancar hingga 2024. Dia juga meminta agar KPU dan Bawaslu bisa menjalankan amanah sebagai penyelenggara pemilu dengan independen dan netral. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Gede Pasek Suardika mendoakan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maju di Pilpres 2024 baik sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden.

Mantan politikus Demokrat ini mengatakan, dirinya sama sekali tidak mendendam dengan partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

"Kami mendoakan juga kayak mas AHY bisa jadi calon presiden dan calon wakil presiden, kami mendoakan," kata Gede di kantor DPP PKN, Jakarta, Selasa (21/2/2023).

Gede mengaku tidak menutup juga untuk berkoalisi atau berkompetisi dengan Demokrat di Pemilu 2024.

"Dan bahkan bisa berkompetisi atau bisa berkoalisi, apa macam-macam, tidak ada dendam, dan itu enggak baik dendam," tutur dia.

PKN ditegaskan Gede, bukan untuk menyaingi Demokrat di ajang pemilu. Ia menegaskan, tidak ada juga kader serta pengurus Demokrat yang ditarik ke PKN.

"Dan kami tidak ada mengambil atau mengajak pengurus partai demokrat. Kita enggak ada, pengurus pusat enggak ada sama sekali. Sehingga itu tidak benar. Kalau memang niatnya begitu, mungkin kan ngerayu pengurus pusat buat pindah, kan begitu. Kan enggak ada," tegas dia.

Gede menegaskan, PKN tidak akan menganggu Demokrat yang memiliki suara 7,7 persen pada Pemilu 2019 lalu.

"Dulu kami kan di sana ketika 20% lebih bersama mas Anas, itu kan 20% lebih, sekarang kan Demokrat kan 7,7% jadi kami sama sekali nggak akan mengganggu yang 7,7%," kata dia.

Gede mengatakan, banyak anggota PKN juga bukan berasal dari Demokrat. Meski diakui ada beberapa orang, salah satunya mantan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum yang segera bergabung setelah bebas.

"Kami hanya bernostalgia di angka yang dulu bersama-sama dengan kami," ujarnya.

"Sehingga banyak kan tuh teman-teman lama banyak. Jadi itu memang banyak bergabung, dan banyak juga dari partai Hanura, partai Berkarya, PKP Indonesia, jadi banyak," imbuhnya.

 

Elektabilitas Demokrat Turun Jadi 8,7 Persen

Litbang Kompas merilis hasil survei elektabilitas partai terbaru pada Selasa (21/2/2023). Dalam survei ini suara partai Demokrat turun dibanding sebelumnya 14 persen menjadi 8,7 persen.

Sebaliknya, partai Nasdem elektabilitasnnya naik menjadi 7,3 persen dari sebelumnya 4,3 persen.

"Langkah Nasdem yang bergeming dalam pencalonan Anies Baswedan sebagai bakal capres Pemilu 2024 tampaknya cukup berhasil mengonsolidasi simpatisan Anies yang selama ini tersebar di sejumlah parpol," tulis Litbang Kompas pada Selasa (21/2/2023).

Selain faktor Anies, penurunan elektabilitas Demokrat yang cukup tajam ada faktor kasus dugaan korupsi yang menjerat Gubernur Papua Lukas Enembe.

"Di luar faktor sosok capres, Demokrat tampaknya juga terpapar dampak penangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe, yang juga Ketua DPD Demokrat Papua, oleh KPK pada 10 Januari 2023 karena kasus dugaan korupsi," tulis Litbang Kompas.

Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya