Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengingatkan bahwa teknologi terkini turut berdampak pada industri media. Sebab itu, kemampuan beradaptasi sangatlah penting agar dapat bertahan mengikuti perkembangan zaman.
“Saya percaya bahwa perubahan adalah keniscayaan. Kita semua harus bergerak untuk melakukan adaptasi terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berubah cepat,” tutur Ma’ruf dalam acara Asia Media Summit 2023 di Bali, Selasa (23/5/2023).
Baca Juga
Menurut Ma’ruf, industri media tidak terbebas dari dampak revolusi digital. Kecanggihan teknologi tidak sekadar memunculkan ponsel model terbaru saja, namun mampu mengubah pola pikir dan mempengaruhi perilaku konsumen.
Advertisement
“Media sosial menjadikan perubahan dalam konsumsi berita semakin drastis,” jelas dia.
Survei di berbagai negara pada tahun 2020, lanjut Ma’ruf, menunjukkan bahwa ada lebih dari 50 persen penduduk usia dewasa menjadikan media sosial sebagai sumber berita. Kemampuan media untuk beradaptasi di tengah persaingan ketat dan beragam konten tentu menentukan keberlangsungan dari media tersebut.
“Di dunia digital, konsumen meninggalkan jejak-jejak data mengenai preferensi konten, perilaku dan pola pikir konsumen. Data tersebut dapat dianalisa untuk menghasilkan keputusan yang menguntungkan bagi media sekaligus memenuhi kebutuhan konsumen,” ujarnya.
“Media yang mampu menavigasi perubahan akibat ekspansi digital akan dapat mempertahankan bahkan menambah jumlah konsumennya,” Ma’ruf menandaskan.
Wapres Ma’ruf Amin Minta Media Berperan Aktif Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin meminta media dapat berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Hal itu disampaikannya dalam acara Asia Media Summit (AMS) yang ke-18 Tahun 2023 di Provinsi Bali.
“Kekuatan media yang dipadukan dengan kecanggihan teknologi dapat menjadi kekuatan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, namun juga berpotensi memperlebar kesenjangan antara individu,” tutur Ma’ruf di Bali, Selasa (23/5/2023).
“Saya yakin, jaringan media dari berbagai negara yang hadir pada Asia Media Summit ke-18 ini memiliki pengalaman unik untuk saling tukar pandangan dan membangun kolaborasi yang berguna dalam upaya pemulihan ekonomi secara berkelanjutan dan berkeadilan,” sambungnya.
Selain itu, kata Ma’ruf, berbagai studi menunjukkan hubungan yang kuat antara pembangunan media dengan indikator pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui peningkatan literasi publik.
Dia pun mengajak media memperkuat peran dalam penguatan demokrasi, pemulihan ekonomi yang inklusif, literasi publik atas komitmen pencapaian target-target pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim, ekonomi hijau, perdamaian global, hingga agenda strategis lainnya.
“Sejatinya, agenda pemerintah memang tidak dapat berjalan sempurna tanpa interaksi yang saling membangun antara negara dan masyarakat yang difasilitasi oleh media,” jelasnya.
Advertisement