PBNU Minta Umat Islam Tak Terlibat Pembagian Kondom Gratis

PBNU menolak pembagian kondom gratis sebagai bagian dari kegiatan Pekan Kondom Nasional yang digagas Kementerian Kesehatan.

oleh mvi diperbarui 02 Des 2013, 01:05 WIB
Diterbitkan 02 Des 2013, 01:05 WIB
kondom-131123b.jpg
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menolak pembagian kondom gratis sebagai bagian dari kegiatan Pekan Kondom Nasional yang digagas Kementerian Kesehatan dan dilaksanakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) serta salah satu produsen kondom. Pekan Kondom Nasional dilaksanakan 1-7 Desember 2013 sebagai rangkaian peringatan Hari AIDS se-Dunia di Indonesia.

"Umat Islam jangan terlibat dalam kegiatan tersebut," ujar Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Muhammad Sulton Fatoni dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Minggu (1/12/2013).

Menurut Sulton, upaya mencegah meluasnya pengidap AIDS merupakan upaya mulia. Namun untuk mencegah agar penularan yang salah satunya melalui hubungan seksual itu bukan dengan membagi-bagikan kondom secara gratis. Hal ini karena dimungkinkan kondom disalahgunakan untuk perzinahan.

Menurutnya, kegiatan bagi-bagi kondom gratis berpotensi bertentangan dengan ajaran agama. "Bagi-baginya tidak untuk suami-suami, motifnya jaga-jaga agar nggak kena AIDS. Memfasilitasi itu sama saja dengan membantu," kata Sulton.

"Sosialisasi kondom dengan dalih menyelamatkan masyarakat dari HIV & AIDS, juga membenci rokok dengan dalih menjaga kesehatan masyarakat, itu terdengar indah, namun sesungguhnya manipulatif dan tendensius," katanya.

Menurut Sulton, Pekan Kondom Nasional akan menambah panjang daftar langkah kontroversi yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan di bawah kepemimpinan Nafsiah Mboi.

Dia juga meminta kepada Menkes Nafsiah Mboi lebih arif dalam mengambil kebijakan, mau mendengar saran, dan bisa bekerja lebih substantif.  "Kami mencatat, sejak dilantik pada bulan Juni 2012, apa-apa yang dikerjakan tak lain hanya sebuah kontroversi," kata Sulton. (Ant/Mvi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya