Bagaimana Kecerdasan Buatan Diterapkan pada Mobil?

Mobil yang bisa melaju sendiri tanpa ada orang yang ada di balik kemudi sangat mungkin benar-benar terwujud di masa depan

oleh Rio Apinino diperbarui 06 Jul 2017, 13:21 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2017, 13:21 WIB
Bosch
Bosch Mobility Experience 2017 berlangsung di Jerman. (Rio/Liputan6.com)

Liputan6.com, Boxberg - Mobil yang bisa melaju sendiri tanpa ada orang yang ada di balik kemudi sangat mungkin benar-benar terwujud di masa depan. Banyak pabrikan, bahkan start-up sekalipun, telah merambah ke bisnis yang benar-benar baru ini.

Agar dapat bekerja dengan maksimal, mobil otonomos setidaknya harus melakukan dua hal; pertama, dapat mengidentifikasi objek apapun. Kedua, mampu menginterpretasikan situasi lalu lintas. Dua hal ini hanya dapat terjadi ketika mobil telah ditanamkan kecerdasan buatan (AI).

"Mobil yang dikendarai manusia akan melambat ketika ada anak kecil lewat tiba-tiba di depan kita. Mobil otonomos harus mampu melakukan apa yang manusia bisa lakukan di balik kemudi," terang Dirk Hoheisel, Member of the Board of Management, Robert Bosch dalam acara Bosch Mobility Experience 2017 yang dilaporkan langsung reporter Liputan6.com Rio Apinino dari Boxberg, Jerman, Rabu (5/7).

Sampai sini memang sudah agak jelas. Tapi, secara spesifik, apa yang sebetulnya terjadi pada mobil yang sudah ditanami kecerdasan buatan ini? Apakah ia secara serta merta dalam melakukan apa yang manusia bisa lakukan? Ternyata jawabannya: tidak.

Sama seperti manusia, mobil dengan AI di dalamnya juga harus "belajar". Bedanya terletak pada "metode" memasukkan data tentang sesuatu.

"Ketika anak kecil hanya butuh lihat beberapa truk saja untuk selanjutnya dapat mengetahui truk apapun ketika mereka melihat di jalanan, komputer harus 'melihat' jutaan kendaraan komersil sebelum mereka bisa mengidentifikasi truk," sambung Hoheisel.

Apa yang dimaksud dengan proses "melihat" ini sebetulnya adalah memasukkan data ke dalam komputer di dalam laboratorium atau pusat riset, oleh para ahli.

Tentu, agar dapat "menangkap" informasi menyeluruh soal lalu lintas, harus pula masuk data objek-objek lain. Termasuk mobil yang lebih kecil, pejalan kaki, pengendara sepeda, truk, bahkan bola sekalipun. Jumlah data yang dimasukkan mencapai jutaan.

Menariknya, proses "pembelajaran" AI dalam mobil tidak hanya terjadi di titik awal saja. Proses penyerapan informasi terus berjalan seiring dengan semakin seringnya ia dipakai.

"Dengan tiap situasi baru yang dihadapi di jalan, AI juga akan belajar lebih banyak. Di jaringan, komputer kami akan menyimpan apapun yang dipelajari ketika mobil bergerak. Di lab, para ahli akan mengecek apa saja yang sudah dipelajari itu," sambung Hoheisel.

Selain kecerdasan buatan, tentu saja masih banyak teknologi lain yang dibutuhkan agar mobil otonomos bekerja sebagaimana mestinya. Misalnya, sensor atau kamera. Ibarat di tubuh manusia, sensor dan kamera adalah mata, sementara AI adalah otaknya.

 

 

Simak juga video menari di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya