Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan motor listrik hasil kolaborasi PT Gesits Technologies Indo (GTI) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Gesits, siap meluncur pada 17 Agustus 2018. Untuk produksinya, motor listrik ini bakal ditangani perusahaan gabungan antara PT GTI dan PT Wika Industri dan Konstruksi (Wikon).
Sementara itu, untuk supliernya sendiri, bakal didukung oleh beberapa produsen komponen lokal dan luar negeri.
"Untuk suplier utamanya, motor listrik (elektrik) PT Pindad, dengan garansi lima tahun. Sedangkan Controller-nya, PT LEN lewat PT Pindad," jelas Harun Sjech, Direktur Utama PT GTI, saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, Kamis (31/5) malam.
Advertisement
Selain itu, keterlibatan universitas juga terus berlanjut. Bahkan, untuk versi produksi, motor listrik Gesits ini bakal memiliki fitur smart dashboard yang bakal disuplai oleh Institut Teknologi Bandung (ITB), riset baterai Universitas Negeri Semarang (UNS), dan daur ulang baterai kini dikembangan Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Gesits bukan milik perusahaan lagi, tapi milik bangsa. Siapapun masuk, yang mau berkarya di Gesits, silakan," pungkas Harun.
Untuk diketahui, target produksi Gesits tahun ini, sekitar 2.000 sampai 4.000 unit. Dan untuk pemesanan online beberapa waktu lalu, juga masih valid, sekira 4.000-an unit.
"Untuk produksi tahun depan, target kita 50 ribu unit," pungkasnya.
Jangan Khawatir, Motor Listrik Gesits Juga Bakal Ada STNK-nya
Sebelum resmi diniagakan, Gesits sudah cukup mendapatkan banyak dukungan, mulai dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), dan juga Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Bahkan, motor ini juga sudah dicoba langsung oleh Menteri ESDM, Ignasius Jonan, di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (19/10/2017).
Setelah mencoba Gesits, Jonan langsung memberikan apresiasi yang tinggi, bahkan ia siap melakukan koordinasi dengan kementerian terkait bea masuk dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
"Saya juga lapor ke Menteri Perhubungan caranya menerbitkan STNK, karena STNK selama ini pakai cc (kapasitas mesin bakar). Sekarang mustinya sudah bisa STNK pakai volt atau KW," jelas Ignasius Jonan saat memberikan keterangan kepada wartawan, belum lama ini.
Lanjutnya, selain berkoordinasi dengan Menteri Keuanggan, ia juga siap berkoordinasi dengan Menteri Keuangan, terkait bea masuk. "Perlakuan terhadap sepeda motor listrik itu sama dengan sepeda motor biasa. Jadi, kalau komponennya bebas bea ya bebas bea, karena ini dibuat di sini," tambahnya.
Advertisement