Liputan6.com, Jakarta - Untuk segmen kendaraan roda empat, mungkin produsen otomotif Tiongkok tidak begitu sering dalam melakukan copy paste desain. Tetapi di segmen roda dua, mereka kerap kali meluncurkan produk baru yang jelas-jelas meminjam desain dari brand dunia.
Baru-baru ini, PFMoto, salah satu produsen otomotif di Tiongkok, merilis produk terbaru mereka bernama Starship 6 Tourer. Jika melihat secara sepintas, model ini memang memiliki kemiripan dengan tourer Honda Gold Wing.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir dari laman motociclismo, model yang ditampilkan ini sangat identik dengan Honda Gold Wing. Mulai dari penggunaan fairing depan sampai bagian box samping dan sandaran penumpang, dibuat seidentik mungkin dengan jagoan dari produsen dengan logo sayap tunggal.
Advertisement
Adapun yang menjadi pembeda antara Honda Gold Wing asli dengan motor tiruan ini adalah penggunaan mesinnya. Di mana, untuk PF Moto Starship 6 Tourer, mereka membekalinya dengan mesin V-Twin berkubikasi 573 cc dengan pendingin cairan dan didukung dengan sistem injeksi.
Adapun tenaga yang dihasilkan pun tidak sebesar Honda Gold Wing, bila produk besutan Honda itu mampu memproduksi tenaga sebesar 124 tk dari mesin enam silinder berkubikasi 1.833 cc, pada model tiruan ini hanya mampu menghasilkan tenaga 60 tk. Jelas, secara tenaga sangat jauh perbedaannya.
Meski demikian, pada model Starship 6 Tourer, PFMoto telah membekalinya dengan beberapa fitur seperti electronic adjustable windshield, cluster instrumen TFT full color, Bluetooth connectivity, serta speaker yang berguna untuk mendengarkan musik.
Bila Anda tertarik dengan model tiruan ini, maka dana yang diperlukan pun tidak terlalu mahal. Mengenai harga yang ditawarkan, model ini dibanderol dengan harga USD 4.000 atau setara dengan Rp 60,5 jutaan.
Sementara di Indonesia, harga Honda Gold Wing mencapai Rp 1 miliar lebih. Sungguh perbandingan harga bak langit dan bumi.
Kakorlantas Polri Sebut Indonesia Butuh Lebih Banyak Kamera ETLE
Polri menyiapkan berbagai strategi demi terciptanya ketertiban berlalu lintas. Salah satunya dengan menerapkan tilang elektronik atau ETLE di setiap titik yang terpasang kamera pengawas.
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Firman Shantyabudi mengatakan, Indonesia telah memiliki 433 kamera statis untuk penegakan hukum lalu lintas elektronik. Namun, jumlah tersebut, dikatakan masih kurang hingga puluhan ribuan unit kamera.
"Sampai hari ini, jumlah kamera ETLE adalah 433 untuk yang statis, lima untuk weight in motion atau untuk penimbangan yang bersifat mobile, kemudian 806 mobile handheld, dan 65 mobile on-board," ujar Firman, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR, di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, disitat dari Antara, Rabu (5/7/2023).
Firman menjelaskan, Indonesia masih memerlukan lebih banyak kamera ETLE, antara lain 3.465 kamera statis dan 1.472 kamera weight in motion.
"Sedangkan yang dibutuhkan kami memiliki data masih cukup jauh, Bapak," tegasnya.
Sementara itu, Korlantas Polri juga masih perlu sebanyak 39.691 kamera mobile handheld, 1.261 kamera mobile on-board, dan 737 kamera jenis portabel untuk ETLE.
Selanjutnya, Firman juga menambahkan pihaknya terus meningkatkan kemampuan ETLE yang difungsikan sebagai sistem penegakan hukum dalam lalu lintas berbasis teknologi informasi. misalnya, agar dapat mengenali pelat nomor kendaraan.
"Sampai kepada jumlah jenis pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat ketika berada di jalan raya," tukasnya.
Advertisement