Cegah Kecelakaan Maut Seperti di GT Ciawi, Sopir Truk Perlu Paham Cara Kerja Rem

Kejadian naas ini, imbas dari rem blong yang dialami oleh angkutan galon, dan diduga mengalami kegagalan fungsi pengereman

oleh Arief Aszhari diperbarui 06 Feb 2025, 06:14 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2025, 06:14 WIB
Kecelakaan Tol Ciawi
Kecelakaan Tol Ciawi Truk Galon Rem Blong (Sumber: X/Twitter/heraloebss)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kecelakaan maut kembali terjadi di jalan tol, tepatnya di Gerbang Tol (GT) Ciawi. Kejadian naas ini, imbas dari rem blong yang dialami oleh angkutan galon, dan diduga mengalami kegagalan fungsi pengereman.

Menurut Kapolresta Bogor Kota, Kombes Eko Prasetyo, kecelakaan ini terjadi di ruas jalan Tol Bogor-Jakarta, tepatnya di Gate Tol Ciawi 2, pada Selasa malam sekitar pukul 23.30 WIB. Saat itu, sebuah truk yang mengangkut galon melaju dari arah Ciawi menuju Jakarta dan mengalami rem blong di gerbang tol.

"Diduga kendaraan tersebut mengalami gagal fungsi rem (rem blong) sehingga menabrak rangkaian kendaraan yang sedang melakukan transaksi (pembayaran e-tol). Tiga kendaraan hancur terbakar, tiga kendaraan lainnya mengalami kerusakan," jelas Kombes Eko.

Belajar dari kejadiaan kecelakaan di tol yang kerap terjadi, terlebih karena gagal rem dari kendaraan besar, Investigator Senior Komite Nasional keselamatan Transportasi (KNKT), Achmad Wildan menjelaskan, sopir truk harus mengetahui cara kerja rem. Pasalnya, pada saat kendaraan bergerak di jalan mendatar dan menurun itu berbeda.

"Kalau di jalan datar, gerakan kendaraan itu dipengaruhi oleh putaran mesin. Sementara di jalan menurun, gerakan kendaraan dipengaruhi daya gravitasi," ujar Wildan beberapa waktu lalu.

Menurutnya, ketika sang sopir mengerem di jalan datar menggunakan service brake dengan rem pedal, maka putaran mesin menurun, berhenti, dan selesai.

Tidak demikian halnya pada saat jalan menurun. Ketika melakukan pengereman, dengan pedal kemudian roda berhenti, pedal diangkat. Itu akan didorong lagi oleh daya gravitasi. Artinya itu tidak akan selesai.

"Jadi kalau ngerem di jalan datar, gunakanlah service brake, yaitu rem pedal, rem kaki. Tapi kalau di jalan menurun jangan gunakan itu, gunakan namanya auxiliary brake, rem pembantu. Bentuknya apa? Ada engine brake, ada exhaust brake, ada namanya retarder yang terbaru," tegasnya.

"Apa dampaknya kalau pengemudi mengabaikan hal itu? Saya beritahu, hampir 90 persen lebih kecelakaan rem blong bus dan truk terjadi di jalanan menurun dan semuanya terjadi karena pengemudi mengabaikan," tambahnya.

Tiga Hal yang Bisa Dihadapi Supir Truk

Kemudian Wildan menjelaskan, ada tiga hal yang dihadapi pengemudi, pertama brake fading itu kampasnya panas. Ketika kampas panas jadi licin, roda tetap berputar di rem.

"Ketika saya tanya pengemudinya apa yang bapak rasakan? Saya bisa ngerem, tapi roda mutar. Contohnya kecelakaan bus Padma di Sumedang," tegasnya.

Kedua, rem mengalami angin tekor. Cirinya, ketika pengemudi menekan pedal rem keras, dan tidak bisa diinjak. Ketiga, adalah vapor lock, yaitu minyak remnya mendidih karena kandungan airnya dalam minyak rem sangat tinggi.

"Jadi ketika seorang ngerem berkali-kali di jalan menurun, itu akan menghadapi tiga itu," pungkasnya.

Infografis Cara Mudah Mengajukan Santunan Jasa Raharja

Begini Cara Mudah Mengajukan Santunan Jasa Raharja
Infografis: Ayo cari tahu syarat dan prosedur untuk pengajuan santunan kecelakaan dari Jasa Raharja, ternyata mudah!... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya