Cerita Perajin Peci Sufi yang Kewalahan Terima Order

Momentum Ramadan umumnya menjadi kesempatan masyarakat untuk meraup rezeki dengan berjualan. Tapi tak demikian dengan perajin peci sufi ini.

oleh Panji Prayitno diperbarui 13 Jun 2016, 06:07 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2016, 06:07 WIB
Perajin peci sufi
Perajin peci sufi di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat. (Liputan6.com/Panji Prayitno)... Selengkapnya

Liputan6.com, Cirebon - Momentum bulan suci Ramadan umumnya menjadi kesempatan masyarakat untuk meraup rezeki dengan berjualan. Namun tidak demikian M Cholil, warga Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat.

Cholil, perajin peci sufi asal Cirebon ini mengaku tidak menerima pesanan peci karena keterbatasan waktu dan tenaga. Selain itu, sudah banyak yang memesan peci sufi sekitar dua bulanan lalu.

"Kami sudah tidak menerima pesanan lagi, sudah banyak yang memesan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, kemudian dari orang Cirebon-nya sendiri,” ucap Cholil di Cirebon, Minggu, 12 Juni 2016.

Dia mengatakan, selain di dalam negeri, peci sufi buatannya berhasil menembus pasar mancanegara. Seperti di Lebanan dan negara Timur Tengah lainnya. Panjang peci sufi ini mencapai 15 centimeter dan yang paling pendek adalah delapan cm.

Saking terkenalnya, menurut Cholil, penutup kepala tersebut dinamakan peci sufi Cirebon. Dalam sehari, ia mampu menghasilkan 12 peci sufi. Karena untuk mengerjakan satu peci membutuhkan waktu sekitar satu jam.

Lantaran itulah, menurut Cholil, jika dalam bulan Ramadan masih menerima pesanan, besar kemungkinan tidak bisa diprediksi kapan pesanan tersebut selesai.

"Pembuatannya dibagi menjadi tiga tahap. Tahap awal pemotongan bahan, kemudian pemanasan dengan menggunakan setrika, dan terakhir adalah menjahit dengan mesin dan manual," ia memaparkan.

Pada tahap pemotongan, imbuh Cholil, bahan-bahan yang digunakan dipotong sesuai ukuran. Bahan yang digunakan tersebut adalah pentras, kemudian dilanjut pemotongan bahan untuk lapis kedua yaitu kain keras.

Perajin peci sufi di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Adapun pemotongan untuk bahan selanjutnya yang akan dijadikan sebagai pelapis ketiga yaitu bahan tricot. "Proses finishing-nya bisa menggunakan bahan apa saja, baik itu dari wol, katun, dan kain lainnya," tutur dia.

Bahan-bahan yang sudah dipotong kemudian disetrika agar secara alami bahan tersebut menempel dengan sendiri tanpa harus menggunakan lem. "Kain keras yang merupakan lapisan kedua sudah mengandung lem," ujar Cholil.

Setelah selesai disetrika, bahan tersebut dijahit dengan menggunakan mesin hingga menjadikannya berbentuk bulat. Setelah itu dijahit lagi untuk pemasangan bagian atas peci dengan manual.

Cholil juga menceritakan, seiring berkembangnya usaha pembuatan peci sufi ini, ia mengaku sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara untuk membeli peci sufi butannya.

"Kemarin ada dari Thailand yang membeli peci sufi ini, alhamdulillah peci buatan saya bisa dikenal sampai luar negeri juga," kata perajin peci sufi asal Cirebon itu.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya