Solusi Disdik Jabar bagi Siswa Tertancap Anak Panah di Kening

Disdik Jabar menjami siswa SMK yang tertancap anak panah di kening itu tetap bisa mengikuti UN 2017.

oleh Arie Nugraha diperbarui 06 Apr 2017, 12:03 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2017, 12:03 WIB
Anak Panah Tancap Kening Pelajar SMK
Anak panah itu menancap di kening saat pelajar SMK itu mau turun dari bus. (Liputan6.com/Panji Prayitno).

Liputan6.com, Bandung - Dinas Pendidikan Jawa Barat menyatakan Dery (18), pelajar SMK swasta di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang tertancap anak panah rakitan di keningnya tetap bisa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Ahmad Hadadi, Dery yang kini masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arjawinangun Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, bisa mengikuti UNBK susulan pada 18-19 April 2017. Ia juga berkesempatan mengikuti ujian Paket C pada Oktober 2017 jika tak memungkinkan ikut ujian susulan.

"Yang bersangkutan tinggal lapor ke sekolah. Nanti pihak sekolah akan lapor ke kami atau lapor ke Balai Pelayanan Pengawasan Pendidikan Wilayah V di sana," kata Ahmad Hadadi kepada Liputan6.com, Rabu, 5 April 2017.

Hadadi menjelaskan usai pelaporan, identitas Dery akan didata, sehingga tercatat sebagai peserta ujian susulan. Hadadi menegaskan kebijakan itu tidak hanya diberikan kepada Dery, melainkan seluruh pelajar yang mengalami kejadian luar biasa darurat di seluruh Jawa Barat.

"Nanti kita akan data ada berapa banyak siswa yang belum bisa ikut ujian. Untuk ujian susulan itu, kita alokasikan waktunya 18-19 April," ujar Hadadi.

Sementara itu, Hadadi menyatakan pada hari kedua digelarnya UNBK di Jawa Barat dinilai berlangsung aman dan tanpa kendala.

Kondisi terakhir Dery (18), pelajar SMK swasta di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang menjadi korban terkena anak panah rakitan di keningnya, berangsur pulih usai dioperasi.

Hasil operasi menunjukkan anak panah yang menancap di kening sebelah kiri Dery menembus tulang tengkorak sampai ke otak dalam kondisi berkarat. Panah berkarat itu berisiko menyebabkan korban terkena radang otak atau meningitis.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya