Ikut Tolak Taksi Online, Wali Kota Cirebon Kini Kebingungan

Wali Kota Cirebon menyatakan penutupan operasi taksi online di Cirebon tak bisa semena-mena.

oleh Panji Prayitno diperbarui 15 Agu 2017, 19:29 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2017, 19:29 WIB
Ikut Tolak Taksi Online, Wali Kota Cirebon Kini Kebingungan
Wali Kota Cirebon menyatakan penutupan operasi taksi online di Cirebon tak bisa semena-mena. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis meminta layanan transportasi online, termasuk taksi online, di Cirebon tidak lagi beroperasi. Hal itu menyusul kesepakatan hasil audiensi sopir angkot dan angkutan konvensional bersama DPRD Kota Cirebon, Selasa (15/8/2017).

Dia mengaku sudah lebih dulu membahas gejolak transportasi online di Cirebon sebelum adanya aksi besar oleh sopir angkot dan ojek konvensional. Namun demikian, Azis mengaku tidak bisa semena-mena menutup transportasi online.

"Kami memang belum keluarkan izin dan yang mengeluarkan izin dari provinsi tapi kami juga harus mencari tahu bagaimana caranya bisa menutup transportasi online itu," ujar Azis.

Dia mengaku Pemkot Cirebon sudah memberikan surat teguran kepada pengusaha transportasi online Gojek dan Grab. Azis juga meminta Dishub Kota Cirebon berkoordinasi dengan polisi dan instansi terkait mengenai cara menghentikan aktivitas sementara transportasi online.

Tidak menutup kemungkinan, lanjut Azis, pihaknya akan menemui Pemprov Jabar untuk tidak merealisasikan izin transportasi online di Kota Cirebon. "Upaya penghentian ini tidak melanggar aturan karena perizinannya belum ada. Bagaimana kita menghentikan, harus pakai cara. Jangan asal nutup nanti melanggar hukum," ujar dia.

Dalam upaya tersebut, Azis meminta para sopir angkot dan angkutan konvensional lain untuk kembali beroperasi. Sebab, penghentian operasi angkutan umum juga berdampak pada terhambatnya aktivitas warga.

"Pemkot belum keluarkan izin apapun. Online hanya mengandalkan aplikasi saja dan jangan sampai ada pelanggaran hukum. Mari pikirkan bersama bagaimana solusi terbaik menutup transportasi online," ujar dia.

Sebelumnya, ratusan supir angkot dan angkutan konvensional memilih mogok beroperasi selama transportasi online masih berkeliaran. Di tengah aksi mogok, para sopir angkot dan angkutan konvensional juga menyisir kendaraan sebagai taksi online.

Di tengah aksi mogok mereka, polisi dan TNI mengerahkan seluruh kendaraan operasionalnya membantu warga beraktivitas, baik berangkat sekolah maupun bekerja.

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya