Serunya Para Bocah Berebut Kue Walima Saat Maulid Nabi

Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati warga Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, dengan menggelar Festival Kue Walima.

oleh Aldiansyah Mochammad FachrurrozyArfandi Ibrahim diperbarui 03 Des 2017, 07:02 WIB
Diterbitkan 03 Des 2017, 07:02 WIB
Maulid Nabi
Pembagian kue walima menjadi acara paling seru dan dinantikan anak-anak di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, pada perayaan Maulid Nabi. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Bone Bolango - Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati warga Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, dengan menggelar Festival Kue Walima atau sesajian kue tradisional yang ditata berbentuk aneka hiasan.

Parade berlangsung semarak, seperti pada tahun sebelumnya. Setelah diarak menuju masjid, ratusan kue khas walima, yakni kolombengi dan kue tradisional lainnya diserbu warga yang memadati halaman masjid, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Pantauan Liputan6.com, Festival Walima diikuti oleh seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), instansi swasta, dan sekolah di Bone Bolango. Tidak menghitung waktu lama, ratusan orang menyerbu walima tersebut, mereka rebutan agar bisa mendapatkan kue yang konon katanya ada keberkahan.

Pembagian kue walima ini menjadi acara paling seru dan dinantikan warga. Saat pembagian walima, warga berusaha dan saling berlomba memperebutkan kue walima yang dipercaya warga sekitar membawa berkah.

Seperti yang ada di Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Bahkan, untuk mendapatkan kue walima ini, ratusan warga, terdiri dari orang tua, muda, wanita, dan anak-anak, rela berdesakan hingga ada yang terjatuh. Meski demikian, aksi rebutan kue ini menjadi pemandangan dan hiburan yang menyenangkan saat perayaan Maulid Nabi.

Pembagian kue walima menjadi acara paling seru dan dinantikan anak-anak di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, pada perayaan Maulid Nabi. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Bagi warga Gorontalo, walima merupakan berkah dan ungkapan rasa syukur atas hadirnya Nabi Muhammad SAW, sebagai tuntunan kaum muslim. Pemerintah Kabupaten Bone Bolango sendiri setiap tahun telah mengagendakan parade walima ini sebagai daya tarik wisata budaya.

Tradisi menyambut Maulid Nabi ini memang menjadi agenda tahunan. Hal ini bisa mempererat tali silaturahmi antar-warga. "Setelah rebutan kue tersebut dimakan secara bersama dengan teman dan keluarga," ucap Camat Suwawa, Achril Babyonggo, Jumat, 1 Desember 2017.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tradisi Walima Goroba

Maulid Nabi
Walima gerobak merupakan tradisi pembagian makanan khusus anak-anak pada perayaan Maulid Nabi di Gorontalo. (Liputan6.com/Aldiansyah Mochammad Fachrurrozy)

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Gorontalo, tidak hanya dirayakan oleh orang dewasa dengan tradisi Walima. Para bocah di Desa Tumbihe, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, juga menyambutnya dengan penuh sukacita. Karena ada tradisi khusus untuk mereka, yaitu Walima Goroba (Gerobak).

Dalam tradisi Gorontalo, aneka kue tradisional yang terdapat dalam walima selalu menjadi rebutan karena dipercaya bisa membawa berkah. Walima Goroba mengacu pada walima yang berisi aneka jenis makanan tradisional yang diarak dengan menggunakan gerobak dan hanya dibagikan kepada anak anak.

Seperti yang terlihat pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Jumat, 1 Desember 2017. Para bocah sejak pagi telah berjejer di sepanjang jalan desa menunggu kedatangan Walima Goroba. Mereka sudah tidak sabar untuk mendapatkan makanan tradisional seperti nasi kuning, telur, dan kolombengi.

"Tadi dapat dua, kukis kolombengi, dan nasi kuning," ujar Rizki (8) dengan senyum semringah sambil menunjukkan dua bungkus paket Walima Goroba yang didapatnya.

Walima gerobak merupakan tradisi pembagian makanan khusus anak-anak pada perayaan Maulid Nabi di Gorontalo. (Liputan6.com/Aldiansyah Mochammad Fachrurrozy)

Marten Yusuf selaku penyelenggara Walima Gerobak mengatakan bahwa tradisi itu sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya dan memang diperuntukkan hanya untuk anak-anak. Alasannya, anak-anak kerap tidak kebagian makanan dalam walima, karena sering kalah cepat dengan orang dewasa.

Tradisi ini sudah 20 tahun berjalan. "Bahkan yang dahulunya saat anak-anak berebut Walima Gerobak, sekarang setelah dewasa mereka yang menyumbang dana agar tradisi ini tetap bertahan," tutur Marten.

Ia menjelaskan, selain menyemarakkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tradisi Walima Gerobak ini juga untuk memperkenalkan budaya kepada anak-anak sejak usia dini. Dengan demikian, tradisi itu tetap bertahan dan dapat diperingati setiap tahunnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya