Klaster Pengajian Picu Ledakan Covid-19 di Purbalingga

Dari hasil penelusuran, ibu pasien yang terkonfirmasi Covid-19 itu ternyata mengikuti pengajian Barzanji, di Purbalingga

oleh Rudal Afgani Dirgantara diperbarui 24 Nov 2020, 02:00 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2020, 02:00 WIB
Satgas Covid-19 Purbalingga intensif menangani wabah Covid-19 di Desa Karanggabas usai munculnya klaster pengajian. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)
Satgas Covid-19 Purbalingga intensif menangani wabah Covid-19 di Desa Karanggabas usai munculnya klaster pengajian. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)

Liputan6.com, Purbalingga - Kasus terkonfirmasi COVID-19 di Purbalingga melonjak tajam, Senin (23/11/2020). Penyumbang lonjakan kasus positif COVID-19 antara lain datang dari Desa Karanggambas Kecamatan Padamara. Sebanyak 52 warga Desa Karanggambas terkonfirmasi positif COVID-19.

Kasus COVID-19 di Karanggambas terungkap saat seorang warga Desa Karanggambas mengeluh sakit. Pasien ini memeriksakan diri ke Puskesmas dengan keluhan menyerupai gejala tipes.

Puskesmas kemudian merujuk pasien ke RSUD Goeteng Taroenadibrata. Di rumah sakit, pasien diswab. Hasilnya positif COVID-19.

Pihak rumah sakit kemudian menjalankan tracing ke keluarga pasien. Hasil tracing menunjukkan ibu pasien terkonfirmasi positif COVID-19.

Tracing kemudian diperluas. Dari hasil penelusuran, ibu pasien ternyata mengikuti pengajian Barzanji memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi Barzanji di Karanggambas diselenggarakan keliling dari musala ke musala.

"Pesertanya 60 sampai 70 orang," kata Kepala Puskesmas Padamara, Achirul Subagyo SKep Ners, melalui sambungan telepon, Senin (23/11/2020).

Tim medis melanjutkan penelusuran ke peserta pengajian. Dari tes usap massal, puluhan orang terkonfirmasi positif COVID-19. Total ada 52 orang yang positif COVID-19.

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Jogo Tonggo Ala Desa Karanggambas

Satgas Covid-19 Purbalingga intensif menangani wabah Covid-19 di Desa Karanggabas usai munculnya klaster pengajian. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)
Satgas Covid-19 Purbalingga intensif menangani wabah Covid-19 di Desa Karanggabas usai munculnya klaster pengajian. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)

Jumlah ini masih mungkin bertambah karena masih ada sekitar 70 spesimen swab yang menunggu hasil. Belum lagi tambahan pengambilan ratusan sampel swab yang rencananya akan kembali dilakukan pada Rabu (25/11/2020).

Sayangnya, semua rumah sakit telah penuh. Fasilitas isolasi mandiri seperti Gedung Korpri dan Gedung Puskesmas Gambarsari juga penuh.

"Sebanyak 52 pasien terpaksa menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing dengan pengawasan tim gugus tugas desa," ujar Bagyo.

Tracing juga menemukan satu tenaga kesehatan asal Desa Karanggambas yang terkonfirmasi COVID-19. Tenaga kesehatan itu juga sempat melayani pasien asal Karanggambas yang belakangan diketahui terkonfirmasi positif COVID-19.

Meskipun puluhan warganya terkonfirmasi COVID-19, namun Pemerintah Desa Karanggambas tidak menerapkan lockdown. Tim Gugus Tugas desa hanya menerapkan Jogo Tonggo. Warga memantau kondisi pasien secara bergiliran.

"Untuk lockdown harus melalui persetujuan bupati. Kami sudah rapat darurat dengan Forkopimcam dan mengajukan izin lockdown, keputusannya masih menunggu," ucap Sekretaris Desa Karanggambas, Widianto.

Sementara untuk memenuhi kebutuhan makan, desa menyediakan sembako senilai Rp 50 ribu per hari untuk 46 rumah. Desa menunjuk e-warung sebagai penyedia pasokan sembako untuk pasien.

 

Solidaritas Warga

Satgas Covid-19 Purbalingga intensif menangani wabah Covid-19 di Desa Karanggabas usai munculnya klaster pengajian. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)
Satgas Covid-19 Purbalingga intensif menangani wabah Covid-19 di Desa Karanggabas usai munculnya klaster pengajian. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)

Sementara aksi solidaritas datang dari warga Karanggambas di perantauan. Mereka memgirimkan vitamin C untuk tetangganya yang positif COVID-19.

"Nanti juga mau kirim lagi, ini sebagai bentuk solidaritas sesama warga Desa Karanggambas," tuturnya.

Sejak pandemi melanda, suasana desa berubah lengang. Warga cemas ikut terpapar ketika keluarganya ada yang positif.

Warga yang semula abai kini mulai menjalankan anjuran protokol kesehatan. Warga mulai sadar bahwa COVID-19 memang ada. Sebab, sebelum wabah memasuki desa, warga meragukan jika COVID-19 memang ada.

"Ya antara percaya tidak percaya," ucapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga, Hanung Wikantono, mengatakan, muncul fenomena kejenuhan warga terhadap berbagai hal terkait pandemi COVID-19. Kejenuhan itu berakibat pengabaian protokol kesehatan.

"Warga masih berkerumun, berkumpul seperti di pengajian, tetapi tidak mengindahkan protokol kesehatan, ya akhirnya terpapar," kata dia.

Data terakhir menunjukkan jumlah pasien postif per 22 November malam sebanyak 477, naik hampir 100 persen sehari sebelumnya yang sebesar 271. Ia mengimbau masyarakat agar disiplin menjalankan 3M, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, dan menghindari berkerumun. Sebab, saat ini hanya protokol kesehantan yang bisa mencegah penularan COVID-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya