Seluk-beluk Pegunungan Latimojong, Tempat Pendaki Senior Basuki Menghembuskan Napas Terakhir

Basuki Surahman (53), seorang pendaki senior asal Jakarta meninggal dunia usai terjatuh saat mendaki pegunungan Latimojong di Enrekang, Sulawesi Selatan, Rabu (2/6/2021).

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 03 Jun 2021, 10:49 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2021, 08:37 WIB
Pegunungan Latimojong
Foto: Dok. Tim Ekpedisi 7 Summits in 100 Days.

Liputan6.com, Jakarta - Basuki Surahman (53), seorang pendaki senior asal Jakarta meninggal dunia usai terjatuh saat mendaki pegunungan Latimojong di Enrekang, Sulawesi Selatan, Rabu (2/6/2021). Warga Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, itu terjatuh ke dalam cekungan antara pos 2 dan pos 3 di jalur pendakian di pegunungan Latimojong. Jenazah korban sudah Rabu malam (3/6/2021) sudah dienvakuasi turun ke Dusun Karangan dan langsung dibawa ke puskesmas terdekat.

Latimojong sendiri merupakan pegunungan dengan banyak puncak. Puncak tertinggi bernama Rantemario di ketinggian 3.478 meter di atas permukaan laut. Ini menjadi puncak tertinggi di Pulau Sulawesi dan salah satu dari 7 puncak tertinggi di Indonesia.

Pintu masuk pendakian berada di Desa Baraka. Untuk sampai ke lokasi ini dari Kota Makassar menempuh waktu sekitar 6 jam perjalanan darat. Dari desa ini, pendaki akan dibawa menuju ke Desa Karangan menggunakan mobil jeep selama tiga jam. Medan yang berat membuat perjalanan mustahil dilalui dengan kendaraan biasa.

Desa Karangan menjadi titik awal penjelajahan ke pegunungan Latimojong menembus ke puncak tertinggi Rantemario. Jalur pendakian melalui desa ini menjadi favorit para pendaki untuk mencapai puncak karena lebih efektif dan lebih baik ketimbang jalur lainnya.

 

Pegunungan Latimojong
Tim ekspedisi 7 Summits Indonesia in 100 Days melakukan perjalanan menuju puncak Rantemario. (10/11). Setelah Bukit Raya dan Binaiya, puncak tertinggi di Pulau Sulawesi ini menjadi capaian selanjutnya. (Dok. Tim Ekspedisi 7 Summits Indonesia in 100 Days)

Berada pada ketinggian sekitar 1.400 meter di atas permukaan laut, peduduk Desa Karangan mayoritas berprofesi sebagai petani. Banyak perkebunan kopi milik warga saat melitas desa ini untuk sampai ke pos 1 pendakian.

Tantangan pendakian mulai dirasakan saat tiba di pos 1 menuju pos selanjutnya. Vegetasi yang semakin lebat akan menemani selama pendakian. Meski jalur pendakian masih dianggap mudah ketimbang gunung-gunung di Pulau Jawa, namun akar pohon yang melintang membuat pijakan menjadi sangat licin. Perlu ekstra hati-hati sangat ingin melangkah.

Sampai di pos 2, suguhan aliran sungai yang jernih menjadi pengobat rasa lelah para pendaki. Airnya yang jernih kerap dimanfaatkan para pendaki untuk membuat keperluan logistik selama rehat.

 

Pegunungan Latimojong
Foto: Dok. Tim Ekpedisi 7 Summits in 100 Days.

Trek terjal mulai dirasakan selepas pos 3. Di sini ranger gunung akan memberi tali rotan bantuan agar para pendaki dapat dengan mudah melewati tanjakan terjal. Memasuki pos 4 dan 5, karakteristik trek masih terjal, hanya saja lebih pendek dibanding sebelumnya. Dari pos 4 menuju ke pos 5 hanya membutuhkan waktu sekitar 90 menit saja.

Masuk di pos 6 hutan semakin tertutup dengan dominasi tumbuhan berlumut, sedangkan di pos 7 jalur pendakian sudah mulai terbuka, namun udara semakin dingin.

Pos 7 merupakan pos terakhir untuk sampai ke Puncak Rantemario, titik tertinggi di Sulawesi. Dari sini menuju puncak, pendaki akan melewati tanah lapang yang sangat luas. Di tempat ini ada persimpangan jalur, yaitu menuju Puncak Rantemario dan jalur menuju puncak Nenek Mori. Jika beruntung, pendaki akan menyaksikan hewan langka Anoa yang berkeliaran.

Puncak tertinggi Rantemario ditandai dengan tugu triangulasi. Dari tempat ini tersaji hamparan pemandangan alam yang menawan. Hanya dalam waktu dua hari satu malam, pendaki sudah bisa merasakan berada di tempat paling tinggi di Pulau Sulawesi.

Tri Hardiyanto, pendaki profesional saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (3/6/2021) mengatakan, sekarang sudah ada beberapa akses masuk untuk menggapai Puncak Rantemario di Pegunungan Latimojong selain melalui Desa Karangan. Desa Karangan sendiri merupakan jalur yg sangat familiar untuk para pendaki Latimojong. 

Tri yang juga pernah menyelesaikan misi 7 Summit Indonesia in 100 Days, salah satunya berhasil menapaki Puncak Rantemario di Pegunungan Latimojong menyebut, sebelum menentukan akses masuk, ada baiknya untuk memikirkan jalur mana yang benar-benar paling dikuasai, baik secara teknis maupun pengetahuan dan observasi.

"Dari pos 2 menuju pos 3 jalur itu sangat terjal. Memang ada bantuan tali, tapi kita kan tidak tahu kondisi tali itu seperti apa, masih bagus atau tidak saat kita mendaki, apalagi jalur di situ bebatuan licin," katanya.

Tri juga mengatakan, berdasarkan pengalamannya, selepas pos 7 saat cuaca kabut tebal pastikan situasi dan kondisi berada di jalur yang tepat, salah savigasi akan membuat pendaki melenceng dari jalur yang ada.

"Yang pasti sebelum mendaki, selalu persiapkan kondisi fisik, peralatan dan perlengkapan pendakian yg memang layak untuk pendakian," katanya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya