Bayi 7 Bulan di Medan Idap Atresia Bilier Butuh Uluran Tangan Dermawan

Seorang bayi berusia 7 bulan di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) butuh uluran tangan dermawan. Bayi berjenis kelamin perempuan bernama Aiyla Adisty Hidayat menderita penyakit Atresia Bilier. Penyakit diidap Aiyla pasca 2 minggu lahir.

oleh Reza Efendi diperbarui 07 Okt 2021, 21:13 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2021, 19:16 WIB
5 Perlengkapan Bayi untuk Menyambut Kelahiran Sang Buah Hati
Ilustrasi bayi (unsplash.com/Fé Ngô)

Liputan6.com, Medan Seorang bayi berusia 7 bulan di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) butuh uluran tangan dermawan. Bayi berjenis kelamin perempuan bernama Aiyla Adisty Hidayat menderita penyakit Atresia Bilier. Penyakit diidap Aiyla pasca 2 minggu lahir.

Aiyla merupakan anak keempat pasangan Rahmat Hidayat (31) dan Olivia Sarida (27). Mereka tinggal di Jalan Medan Area Selatan, Gang Mulia. Saat ini bayi malang tersebut hanya terbaring di kamar dengan kondisi raut mata lesu, bola mata menguning, dan sesak bernafas.

"Di kamar aja, terbaring dibantu oksigen untuk bernafas. Seminggu di RSUD Pirngadi Medan, kondisinya belum membaik. Pihak rumah sakit tak mampu menangani, kami bawa pulang ke rumah," kata Olivia, Kamis (7/10/2021).

Diungkapkan sang ibu, awalnya keadaan Aiyla normal sejak dari kandungan hingga berusia sebulan setelah lahir. Olivia mulai curiga karenakan mata anaknya berwarna kuning. Berbagai pengobatan, baik medis dan alternatif terus mereka lakukan. Mereka tidak mampu membawa ke RSUP Haji Adam Malik karenakan tidak memiliki BPJS.

"Seharusnya memang dirujuk ke sana (RSUP Haji Adam malik) sesuai arahan dari RSUD Pirngadi. Kalau masuk kelas umum, kami tidak sanggup. Biaya mencapai Rp 1,5 miliar," ungkapnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Berusaha Buat BPJS

Melahirkan di Jalan, Ibu Ini Cuek Bawa Pulang Bayi Berlumuran Darah
Ilustrasi bayi (pixabay.com)

Diakui Olivia, suaminya telah berusaha membuat BPJS, namun hingga kini tidak juga selesai dengan berbagai alasan dari pihak BPJS.

"Kami kak tahu kendalanya apa. Kami sudah melaporkan ke pemerintah setempat, belum ada titik terang. Kami bingung mau cari dana ke mana," ujarnya.

Saat ini anak-anak muda di lingkungan tempat tinggal Olivia terus berupaya membuat postingan di masing-masing sosial media. Tujuannya untuk mencari para dermawan yang tergerak hatinya membantu Aiyla. Sementara, tubuh Aiyla terus membesar karena penanganan medis yang kurang.

"Dokter menyarankan agar kami mengganti susu khusus untuk Aiyla, kami tidak mampu. Hanya susu yang terjangkau bisa kami beri," ungkapnya.

Bagi para dermawan yang tergerak hatinya untuk membantu Aiyla untuk bisa meringankan beban biaya perawatan, bisa melalui nomor rekening BRI 335001040697538 atas nama Olivia Saridah maupun kontak 085371441941.

Apa Itu Atresia Bilier?

Ilustrasi Bayi
Ilustrasi bayi. (dok. Unsplash.com/Alex Pasarelu/@bellefoto)

Atresia Bilier adalah kondisi ketika saluran empedu pada bayi yang baru lahir tertutup, sehingga menyebabkan cairan empedu menumpuk di dalam hati. Kondisi ini dapat terjadi sejak bayi di dalam kandungan. Gejalanya lebih sering muncul 2 hingga 4 minggu setelah dilahirkan.

Saluran empedu adalah saluran yang membawa cairan empedu dari sel hati ke usus 12 jari. Cairan empedu berperan dalam proses pencernaan lemak dan vitamin larut lemak, seperti vitamin A, D, E, dan K. Cairan empedu juga berfungsi membuang racun dan zat limbah lain keluar dari tubuh.

Pada bayi dengan Atresia bilier, cairan empedu tidak dapat mengalir ke usus karena tertutupnya saluran tersebut. Kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan hati dan memicu terbentuknya jaringan parut yang lama-kelamaan bisa berkembang menjadi sirosis.

Atresia Bilier bukanlah penyakit yang diturunkan dari orang tua, dan jarang terjadi. Meski begitu, kondisi ini termasuk serius dan berbahaya jika tidak ditemukan dan ditangani dengan cepat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya