OKU Selatan Paling Rendah Capaian Vaksinasi di Sumsel

Ada satu kabupaten di Sumsel yang capaian vaksinasinya terendah, yaitu Kabupaten OKU Selatan.

oleh Nefri Inge diperbarui 15 Des 2021, 18:30 WIB
Diterbitkan 15 Des 2021, 18:30 WIB
Vaksinasi Dosis Ketiga untuk Tenaga Kesehatan Siloam Hospitals
Direktur Utama Siloam Hospitals Lippo Village, dr. Jeffry Oeswadi meninjau vaksinasi booster dari Moderna untuk Tenaga Kesehatan Siloam Hospitals, Tangerang, Rabu (11/8/2021). Vaksinasi dosis ketiga diikuti 500 nakes. (Liputan6.com/HO/Firdi)

Liputan6.com, Palembang - Di bulan November 2021 lalu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dan Polda Sumsel, memberikan penghargaan bagi enam kabupaten/kota di Sumsel, yang meraih capaian vaksinasi tertinggi dan terendah di Sumsel.

Ada tiga daerah di Sumsel yang masuk dalam predikat Terendah Keroyok Vaksinasi COVID-19, yakni Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) di urutan Terendah 1, disusul Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) sebagai Terendah 2 dan Terendah 3 diraih oleh Kabupaten Empat Lawang Sumsel.

Dalam satu bulan terakhir, posisi tersebut akhirnya berubah dan beberapa kabupaten itu sudah terbebas dari capaian vaksinasi terendah.

Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, ternyata Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan yang berada di urutan terendah capaian vaksinasi COVID-19.

“OKU Selatan, dari target 313.123, yang sudah divaksin 121,911 atau 38,93 persen,” ucapnya, Rabu (15/12/2021).

Namun sayangnya, Kabupaten Empat Lawang masih bertengger di kawasan dengan capaian vaksinasi terendah kedua. Yakni dari target 263,670, yang sudah divaksin 116,853 atau 44,32 persen.

Di urutan tiga terendah selanjutnya, ditempati OKU Timur. Yaitu, dari target 489,965 yang sudah divaksin 255,646 atau 52,18 persen.

Sedangkan Muratara yang awalnya masuk capaian terendah, kini unggul di angka 56,59 persen, atau dari target 139,373, yang sudah divaksin 78,870. Dan Kabupaten PALI Sumsel, kini sudah berada di angka 69,96 persen, dari target 139,873 yang sudah divaksin 97,849 atau 69,96 persen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Capaian Vaksinasi COVID-19

Vaksinasi Dosis Ketiga untuk Tenaga Kesehatan Siloam Hospitals
Petugas medis yang bertugas sebagai vaksinator memvaksin Nakes Siloam Hospitals, Tangerang, Rabu (11/8/2021). Vaksinasi yang digelar sejak Selasa diikuti 500 nakes sebagai garda terdepan penanganan Pandemi Covid-19 untuk memperkuat antibodi atau sebagai booster. (Liputan6.com/HO/Firdi)

Ada juga kabupaten di Sumsel yang masih berada di bawah angka 70 persen, yakni Kabupaten OKU dari target 269.955, yang sudah divaksin 176.255 atau 65,29 persen, Kabupaten OKI, dari target 577.930 yang sudah divaksin 330.138 atau 57,12 persen.

“Muara Enim, dari target 450.276 yang sudah divaksin 291,847 atau 64,82 persen. Kabupaten Lahat, dari target 321.389, yang sudah divaksin 176,383 atau 54,88 persen. Kabupaten Musi Rawas, dari target 295,015, yang sudah divaksin 174.807 atau 59,25 persen,” katanya.

Lalu, Banyuasin dari target 625.025 yang sudah divaksin 323,282 atau 51,72 persen. Kabupaten Ogan Ilir, dari target 307,422, yang sudah divaksin 174,718 atau 56,83 persen. Kota Pagaralam, dari target 107,533 yang sudah divaksin 74,653 atau 69,42 persen dan Lubuklinggau, dari target 171,535 yang sudah divaksin 119,213 atau 69,50 persen.


Letak Geografis

Vaksinasi Anak
Anak jalanan dan pengamen yang berusia 6-11 Tahun di Kota Bogor disuntik vaksinasi covid-19. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Sedangkan, hanya 3 daerah yang sudah mencapai 70 persen vaksinasi COVID-19. Yaitu, Kabupaten Musi Banyuasin dari target 450,831 yang sudah divaksin 325,947 atau 72,30 persen, Kota Palembang, dari target 1,2 juta yang sudah divaksin 977,880 atau 78,81 persen dan Kota Prabumulih, dari target 139,332 yang sudah divaksin 114,803 atau 82,40 persen.

Sebelumnya, Bupati Empat Lawang Joncik Muhammad mengatakan, ada berbagai faktor rendahnya vaksinasi COVID-19 di daerahnya.

Salah satunya, karena kendala letak geografis yang sulit. Sehingga distribusi vaksinasi juga masih lambat di daerahnya.

“Kendala letak geografis yang susah, di pegunungan, jauh sekali dari kota. Kira-kira yang terjauh ada yang sampai 80 Kilometer/jam, lokasinya juga terpisah-pisah,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya