BMKG Beberkan Penyebab Suhu di Bandung Lebih Dingin Sepanjang Juli

Suhu di Bandung terasa lebih dingin sepanjang Juli 2022, BMKG jelaskan penyebabnya.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 21 Jul 2022, 07:30 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2022, 07:29 WIB
Ilustrasi kedinginan
Ilustrasi kedinginan

Liputan6.com, Bandung - Pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Bandung mencatat, suhu di Bandung terasa lebih dingin sepanjang Juli 2022.

Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Muda Data dan Informasi BMKG Bandung Yan Firdaus Permadi mengatakan, suhu terdingin bisa mencapai 17 derajat Celsius.

“Untuk suhu bulan ini memang tergolong dingin. Di Kota Bandung itu sekarang suhu dinginnya 17 derajat Celcius. Bahkan, di Lembang sampai 14 derajat," katanya, Kamis (21/7/2022).

Yan mengimbau warga harus selalu menjaga kesehatan karena perubahan suhu yang sangat tinggi, dari panas ke dingin ataupun sebaliknya.

"Perubahan suhu ini membuat stamina tubuh kita juga cepat berkurang. Diharapkan warga Bandung perlu waspada dengan beragam penyakit yang sering menyerang di musim pancaroba,” ujarnya.

Yan menuturkan, ada sisi baik dari musim kemarau hujan ini. Masyarakat tidak kekurangan air meski sudah masuk musim kemarau. Namun, untuk para petani seperti di Ciwidey dan sekitarnya, mengalami berpengaruh pada proses bercocok tanam. 

“Pasokan pangan jadi terkendala. Beberapa petani jadi tidak bisa mulai menanam karena kondisinya terus hujan akhir-akhir ini,” ungkapnya.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Memasuki Kemarau Basah

Buruh petik teh
Sejumlah buruh petik teh di perkebunan di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, menyiangi tubuhnya sebelum beraktivitas. Hal ini dilakukan mengingat suhu di Kertasari lebih dingin dari biasanya. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Yan mengungkapkan, wilayah Bandung raya sudah memasuki musim kemarau sejak awal Juli 2022. Namun, kondisi musim kemarau tahun ini agak istimewa karena sifatnya kemarau basah. 

“Dikatakan kemarau hujan karena intensitas curah hujannya di atas normal, melebihi 20-100 persen. Pada Juni kemarin, curah hujannya sudah mencapai 80-100 persen dari normalnya,” kata dia.

Yan menjelaskan, faktor terjadinya kemarau basah ini karena aktifnya La Nina yang sudah berjalan sejak tahun lalu. Namun, memang kondisi sekarang La Nina mulai lemah. Perkiraan netralnya akan berlangsung di September.

“Pada kemarau basah ini, warga harus waspada dengan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan angin kencang. Bahkan, ke depannya bisa terjadi kekeringan sampai kesulitan air bersih. Itu yang harus dipersiapkan oleh warga,” tuturnya.

Yan menambahkan, untuk wilayah Kota Bandung paling banyak akan terjadi bencana hidrometeorologi berupa banjir genangan. Bahkan, beberapa hari lalu seperti tanggal 15-16 Juli 2022 kemarin, Kota Bandung diguyur hujan seharian penuh meski kini berada di musim kemarau.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya