Liputan6.com, Bulungan - Potensi gas karbon yang dimiliki Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mendapat perhatian dari Amerika Serikat. Melalui Laconic Infrastructure Partners Inc perusahaan yang berasal dari negara Paman Sam itu menawarkan kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kaltara terkait dengan potensi carbon trade atau biodiversity credit dengan tetap melestarikan lingkungan.
Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang mengatakan, tawaran kerja sama itu dalam bentuk melalui platform yang memberikan layanan Kecerdasan Lingkungan Monetestasi Sumber Daya Alam dan Ekokultur Regeneratif.
“Saya bersama SVP-Business Development Laconic, Mike Weeks mengupayakan bagaimana meningkatkan pendapatan daerah melalui carbon trade,” kata Gubernur.
Advertisement
Baca Juga
Gubernur mengungkapkan, kekayaan sumber daya alam hutan tropis dan hutan primer yang subur dan lebat cukup melimpah di Kaltara. Bahkan, hutan Kaltara telah berperan dalam mengurangi emisi karbondioksida dunia.
Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang mengatakan potensi hutan di Kaltara yang sejauh ini mengurangi emisi karbondioksida dunia adalah Taman Nasional Kayan Mentarang.
Perusahaan Laconic Infrastructure Partners Inc, kata Gubernur, akan melakukan pengumpulan data, analitik, dan teknologi geospasial untuk membantu organisasi dan pemerintah membuat keputusan yang berwawasan lingkungan seputar masalah strategis ekologi, ekonomi, dan keamanan yang membantu meminimalkan dampak negatif terhadap bumi.
“Kita memiliki Taman Nasional Kayan Mentarang yang menjadi sebuah anugerah luar biasa dari Allah. Bahkan (Taman Nasional Kayan Mentarang) itu mengurangi emisi karbondioksida dunia,” ucapnya.
Sementara itu, SVP-Business Devlopment Laconic, Mike Weeks, sempat melakukan penghitungan cepat/ real time bersama analis Laconic di Chicago guna mengakumulasi perkiraan pendapatan Carbon Trade yang diperoleh Kaltara berdasarkan potensi alam yang dimiliki.
Hasilnya cukup potensial di mana pendapatan paling kecil untuk rumput laut dapat mencapai USD 5-7 juta, konservatif mangrove USD30 juta, lahan gambut USD60 juta, hutan USD 120 juta per tahun. Penghitungan berdasarkan per 100 ribu Ha terhitung USD 10 juta dari total hutan.
“Prosesnya ini memberikan informasi real time, dapat berbentuk data apapun yang kita ingin tahu di Kaltara, pada saat itu juga,”katanya.
Dia mengatakan potensi di Kaltara ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sehingga dapat dikelola tetapi tidak merusak lingkungan. Selain itu, kini Laconic sedang mengembangkan penanaman regenatif untuk menghasilkan carbon credit dan biodiversity credit.
Seperti contohnya mangrove di Kaltara mencoba penyemprotan mikroba dan dalam kurun waktu 24 jam dapat menghasilakan pertumbuhan dan menambah nilai carbon creditnya.
“Laconic datang untuk memberikan maping digital yang dapat memberikan keuntungan bagi Kaltara, dengan memberikan karbon credit dan hasilnya nanti bisa digunakan untuk pembangunan misalnya jalan, sekolah,” ucapnya.
Untuk saat ini, Sentient All-Domain Augmented Response (SADAR) telah digunakan di Bali. Dengan hasil yang didapatkan kurang lebih USD 300 juta dan memperkerjakan sekitar 300 orang.
Di Indonesia, Laconic telah menandatangani kontrak sepuluh tahun senilai $357 Juta USD dengan Perusda Bali, sebuah BUMD Bali, untuk menyediakan layanan Kecerdasan Lingkungan, Monetisasi Modal Alam, dan Ekokultur Regeneratif yang komprehensif di seluruh pulau Bali.
“Kalau Kaltara lebih besar dari Bali. Artinya dapat menyerap tenaga kerja 2 sampai 3 kali lipat pekerja untuk project ini,” katanya.