Liputan6.com, Yogyakarta - Taman Sungai Mudal berlokasi di Banyuganti, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, Yogyakarta. Destinasi wisata ini merupakan salah satu ekowisata yang ada di Yogyakarta.
Ekowisata Sungai Mudal menjadi pilihan favorit para wisatawan yang menyukai wisata di dataran tinggi. Tentu saja, lokasi tersebut dapat memberikan suasana sejuk yang sayang untuk dilewatkan.
Mengutip dari visitingjogja.jogjaprov.go.id, pengunjung bisa menemukan tiga kolam dengan air yang selalu mengalir saat berkunjung ke sini. Hal ini dikarenakan terdapat banyak danau alam yang indah di sekitar.
Advertisement
Setidaknya ada sekitar 11 danau alam yang dikelola warga sekitar untuk dijadikan tempat wisata. Bahkan, tebing yang biasanya dialiri air terjun musiman menjadi salah satu perburuan para wisatawan.
Baca Juga
Sementara itu, untuk pemandian air panas di Taman Sungai Mudal berasal dari kedalaman gua di kawasan Girimulyo, Kulonprogo. Lokasi ini juga menawarkan pemandangan yang asri dengan pepohonan hijau di sekitarnya.
Konon, penamaan mudal berasal dari sumber air yang memancarkan air sepanjang tahun. Berkat hal itu, kebutuhan warga sekitar akan air bersih pun terpenuhi.
Air tersebut mengalir melalui pipa. Selain itu, air yang jernih juga meluap membentuk sungai, melewati air terjun, kemudian dilanjutkan ke air terjun bawah Kembang Soka dan air terjun Kedung Pedut.
Kolam renang alami dengan air jernih yang ada di Taman Sungai Mudal bisa digunakan untuk berendam, berenang, atau sekadar mengambil air. Kolam tersebut dibuat dengan cara membendung sungai.
Uniknya lagi, terdapat berbagai jenis bunga yang tumbuh di tepian kolam alami, terutama anggrek. Selain itu, setiap orang juga bisa menyumbangkan bibit atau bunga untuk mempercantik taman sungai melalui program Pohon Harapan, yaitu program penanaman yang dilaksanakan di Taman Sungai Mudal untuk menjaga lingkungan.
Daya tarik lain dari tempat wisata Yogyakarta ini adalah adanya jembatan bambu artistik di atas bendungan, paviliun beratap lontar di sisi kolam, serta bumi perkemahan berlatar belakang tebing bebatuan. Jika beruntung, pengunjung juga bisa melihat kera ekor panjang (Macaca fascicularis) yang sering muncul di kawasan Menoreh dan turun dari tebing bebatuan untuk mencari makan.
Penulis: Resla Aknaita Chak