Liputan6.com, Jakarta - Menutup perdagangan 2015, laju indeks harga saham gabungan (IHSG) mampu bergerak positif di zona hijau.
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (30/12/2015), IHSG naik 23,64 poin atau 0,52 persen ke level 4.593. Indeks saham LQ45 menguat 0,53 persen ke level 792,03. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau pada hari ini. Akan tetapi, level IHSG tersebut lebih rendah dari penutupan perdagangan 2014 di kisaran 5.226,96.
Baca Juga
Sebanyak 170 saham menghijau, sehingga mendorong kenaikan IHSG ke zona hijau. Sebanyak 116 saham melemah, sehingga menahan penguatan IHSG. Sementara 97 saham lainnya diam di tempat.
Advertisement
Transaksi perdagangan saham pada hari ini tidak terlalu ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 185.084 kali dengan volume perdagangan saham 5,23 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 4,82 triliun.
Baca Juga
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham perkebunan naik 5,42 persen dan memimpin penguatan terbesar pada hari ini. Disusul sektor saham perdagangan naik 2,42 persen dan sektor saham konstruksi mendaki 1,14 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 100 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 100 miliar.
Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham SSMS naik 14,71 persen ke level Rp 1.950 per saham, saham MPPA mendaki 13,35 persen ke level Rp 9,250 per saham, dan saham SOCI mendaki 3,94 persen ke level Rp 475 per saham.
Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham META susut 7,5 persen ke level Rp 74 per saham, saham BEST turun 3,92 persen ke level Rp 294 per saham, dan saham SSIA melemah 2,72 persen ke level Rp 715 per saham.
Pada hari ini, nilai tukar rupiah berada di level 13.779 per dolar AS. Sedangkan bursa saham Asia cenderung variasi dengan indeks saham Jepang Nikkei naik 0,27 persen ke level 19.033, indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,53 persen ke level 21.882, dan indeks saham Singapura susut 0,28 persen ke level 2.879.
Analis PT BNI Securities, Thendra Crisnanda, menuturkan penguatan IHSG di perdagangan terakhir 2015 didukung sentimen global.
Pergerakan indeks saham global cenderung positif dengan data ekonomi Amerika Serikat (AS) membaik seperti indeks harga konsumen AS menjadi 96,5 dari estimasi 93,5. Lalu indeks harga rumah di AS naik 5,5 persen secara Year on Year (YoY).
"Kalau sentimen dari dalam negeri didukung dari pengaruh kestabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan jelang libur panjang. IHSG berpotensi sentuh level 4.600," ujar Thendra saat dihubungi Liputan6.com.
Gerak IHSG Sepanjang 2015
IHSG cenderung bergerak fluktuaktif sepanjang 2015. Akan tetapi, IHSG tidak mampu menorehkan kinerja positif lantaran mendapatkan sentimen negatif, baik internal dan eksternal.
IHSG sempat sentuh level tertinggi dalam sejarah pasar modal Indonesia di level 5.518 pada 31 Maret 2015 belum mampu dipertahankan hingga akhir 2015. Thendra mengatakan IHSG mampu menguat ke level 5.500 tersebut didukung dari harapan terhadap pemerintahan baru.
Namun, harapan itu tidak sesuai dengan realisasinya karena perlambatan ekonomi. IHSG pun sempat sentuh level terendah di kisaran 4.120 pada 28 September 2015.
"Perekonomian tak sesuai target juga didorong dari ekonomi global melemah. Apalagi ekonomi China dan Eropa melambat mempengaruhi sejumlah kebijakan seperti depresiasi yuan sehingga berdampak ke rupiah," Thendra menjelaskan.
Ditambah ketidakpastian kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) juga menambah beban untuk IHSG. (Ahm/Igw)**
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6