Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan konsolidasi pada perdagangan saham di awal pekan ini. Hal itu lantaran bursa saham global cenderung konsolidasi.
Analis PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee menuturkan IHSG akan konsolidasi dipicu bursa saham global. Harga minyak dunia kembali tertekan telah membuat bursa saham Amerika Serikat (AS) tertekan sehingga sentimen itu akan menyeret IHSG juga bergerak konsolidasi. Selain itu, dari dalam negeri juga cenderung minim sentimen.
Baca Juga
Hans menilai, pelaku pasar mungkin masih akan menyesuaikan kabar dari sektor perbankan mengenai net interest margin (NIM).
Advertisement
IHSG merosot 81,23 poin atau 1,7 persen ke level 4.697,56. Indeks saham LQ45 tergelincir 2,19 persen ke level 820,39. Aksi jual pelaku pasar terutama investor asing terhadap saham bank membuat IHSG ke zona merah dan sektor saham bank tertekan pada Jumat pekan lalu.
"IHSG akan bergerak di level support 4.600-4.669 dan resistance di 4.759-4.803," ujar Hans saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Senin (22/2/2016).
Baca Juga
Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakan pergerakan IHSG tertahan dalam fase konsolidasi. Ada pun kabar terkait perbankan yang cukup mempengaruhi saham perbankan yang merupakan salah satu motor penggerak IHSG akan berdampak cukup singkat.
Hal itu mengingat penetapan penurunan suku bunga acuan/BI Rate yang merupakan langkah Bank Indonesia (BI) dalam merespons kondisi pasar patut diapresiasi. Hal itu dapat menopang pola pergerakan IHSG.
"IHSG akan berada di level support 4.674 dan resistance di 4.799," kata William.
Untuk rekomendasi saham, William memilih sejumlah saham yang dapat diperhatikan pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain PT PP Tbk (PTPP), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
Sedangkan Hans merekomendasikan jual saham PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Jabar Banten Tbk (BJBR), PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI), dan PT Surya Internusa Semesta Tbk (SSIA). (Ahm/Igw)