Tampung Repatriasi, Otoritas Bursa Kejar Relaksasi Margin

BEI belum berniat tambah produk pasar modal untuk menampung dana repatriasi.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 01 Jul 2016, 14:14 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2016, 14:14 WIB
BEI akan tambah daftar saham untuk fasilitas margin
BEI akan tambah daftar saham untuk fasilitas margin

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mempercepat proses penambahan saham yang bisa ditransaksikan melalui fasilitas margin. Diharapkan, penambahan fasilitas margin ini bisa berlaku dalam 1-2 bulan ke depan.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio menuturkan, BEI akan menambahkan 150 perusahaan yang bisa ditransaksi dengan fasilitas margin. Langkah tersebut untuk membuat pasar modal semakin menarik dan ditujukan untuk menarik dana repatriasi di pasar modal.

"Nanti broker dengan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) di atas Rp 250 miliar ‎boleh margin tambahan 150 perusahaan. Ada relaksasi margin. Sekarang margin 40-50 perusahaan nanti ada tambahan 150 perusahaan jadi 200 perusahaan. Lalu kita akan sekuritasi financing, kita juga bantu pembiayaan mereka. Itu produk yang jalan dalam 1-2 bulan ini," jelas dia di Gedung BEI Jakarta, Jumat (1/7/2016).

Dia menuturkan,‎ BEI belum berniat menambah produk pasar modal untuk menampung dana repatriasi. Lantaran produk pasar modal saat ini dinilai sudah cukup.

"Pada dasarnya pasar modal produknya sudah penuh, ada saham, reksa dana, kontrak penyertaan, ada EBA. Yang penting nambah supply. Nanti pertengahan ada 2 company listed," ujar dia.

Terkait kondisi pasar modal saat ini, Tito mengatakan tak terlepas dari disahkannya Undang-undang Tax Amnesty atau pengampunan pajak. UU Tax Amnesty membuat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus level 5.000.

Bukan tanpa alasan, menurut Tito, tax amnesty mendorong aliran dana yang besar. Dengan banyaknya aliran dana, ada ekspektasi jika suku bunga perbankan turun.

Tito juga menambahkan, beberapa pintu masuk repatriasi ialah pasar modal. Maka dari itu, pengampunan pajak positif untuk pasar modal.

"Simpel saja tax amnesty akan tambah likuiditas. Tambahan likuiditas bunga turun, secara universal jika bunga turun ‎pasar modal naik," ujar Tito.

Pada 19 Februari 2016, Direktur ‎Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya  mengatakan, BEI berencana  memperbanyak transaksi saham margin. Hal tersebut ditujukan supaya pasar modal semakin agresif karena banyak saham yang bisa ditransaksikan.

"‎Salah satunya akan memperlonggar beberapa kriteria margin, dan itu tugas kami Self Regulatory Organization (SRO) dan juga ada permintaan pelaku. Kita lihat memang insentif adalah jumlah saham yang difasilitasi margin lebih banyak. Kita lihat juga perusahaan yang tercatat layak ditransaksi secara margin‎," kata dia waktu itu.

Alpino menerangkan, tercatat 109 anggota bursa (AB) yang aktif melakukan transaksi saham. Dari situ, terdapat 40 AB dengan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) antara Rp 25 miliar sampai Rp 50 miliar. Kemudian 45 AB dengan MKBD Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar. Sisanya, 24 AB dengan MKBD di atas Rp 250 miliar.

Dari situ, terdapat 73 AB yang memanfaatkan transaksi margin. "Ada 70‎ AB itu fasilitas margin bisa bertambah, tapi sampai saat ini populasi bursa emang segitu, dari jumlah 109 AB yang memberikan fasilitas margin 73 AB sudah memberikan fasilitas margin keadaan nasabahnya sekitar 70 persen itu peta MKBD. Artinya kue ini atau produk financing menarik," ujar dia. (Amd/Ahm)

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya