Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai masih belum beranjak dari fase konsolidasi pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Pergerakan IHSG akan dipengaruhi kondisi bursa saham global seperti Amerika Serikat (AS).
Analis PT First Asia Capital David Sutyanto menuturkan saat ini masih sepi sentimen. Laju IHSG akan dipengaruhi bursa saham global. Ada potensi IHSG koreksi terbatas. "Bila bursa saham Amerika Serikat merah maka IHSG akan merah," ujar David saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Kamis (3/11/2016).
David mengatakan, sentimen eksternal seperti kebijakan bank sentral AS atau the Federal Reserve soal suku bunga masih akan menunggu pemerintahan baru. AS akan gelar pemilihan umum pada 8 November 2016. Melihat kondisi itu, David memperkirakan IHSG bergerak di kisaran 5.360-5.430 pada Kamis pekan ini.
Baca Juga
Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya melihat pola pergerakan IHSG masih belum bergeser dari rentang konsolidasi. Potensi kenaikan masih terlihat cukup besar.
"Target level resistance 5.488 terlihat bakal ditembus dalam beberapa waktu mendatang. Level support di kisaran 5.381. Fluktuasi harga komoditas masih terus mempengaruhi pola gerak IHSG," kata William.
Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menuturkan IHSG akan bergerak variasi dengan kisaran 5.345-5.440.
Untuk pilihan saham, William memilih sejumlah saham yang dapat diperhatikan pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Sedangkan Lanjar pilih saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Medco Energy Tbk (MEDC), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). (Ahm/Ndw)
Advertisement