Ketegangan di Korea Utara Picu Bursa Asia Mendatar

Analis menilai ketegangan geopolitik dan perbedaan kebijakan mempengaruhi bursa Asia pada Rabu pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Mei 2017, 08:45 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2017, 08:45 WIB
20150710-Pasar Saham Nikkei-Jepang4
Sejumlah orang tercermin dalam papan yang menampilkan indeks saham di Tokyo, Jepang, Jumat, (10/7/ 2015). Harga saham Nikkei mengalami perubahan mengikuti gejolak pasar Tiongkok. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia cenderung mendatar pada perdagangan Rabu pekan ini. Pergerakan bursa Asia dipengaruhi sentimen Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara mendadak memberhentikan Pimpinan FBI James Comey.

Selain itu, meningkatnya ketegangan akibat program nuklir Korea Utara juga pengaruhi bursa Asia. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang cenderung mendatar usai menguat pada perdagangan sebelumnya.

Indeks saham Korea Selatan menguat sekitar 1 persen di awal perdagangan usai pimpinan liberal Korea Selatan Moon Jae-In terpilih sebagai presiden. Indeks saham Jepang Topix mendaki 0,2 persen. Indeks saham Australia tergelincir 0,3 persen.

Namun sejumlah analis memperhatikan soal indikator volatilitas pasar yang mencapai rekor terendah. Pada perdagangan saham kemarin, indikator atau indeks mengukur kecemasan investor atau VIX turun menjadi 9,56, terendah sejak akhir 2006. Akan tetapi, analis menilai pergerakan di pasar keuangan telah meningkat.

"Geopolitik dan perbedaan kebijakan belum hilang," ujar Marc Chanlder, Analis FX Strategy, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (10/5/2017).

Adapun imbal hasil surat berharga Amerika Serikat menguat didorong dolar AS yang menguat. Imbal hasil surat berharga AS bertenor 10 tahun berada di level tertinggi 2,41 persen.

Penguatan dolar AS juga berdampak ke yen Jepang di kisaran 114,32. Namun, indeks dolar AS melemah 0,2 persen menjadi 99,43.

Di pasar komoditas, harga minyak Brent menguat 0,5 persen menjadi US$ 48,98 per barel. Harga emas naik tipis ke posisi US$ 1.222,50 per ounce.

 

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya