Investor Asing Lepas Rp 1 Triliun, IHSG Anjlok 2 Persen

10 sektor saham kompak melemah dengan dipimpin sektor saham tambang 3,56 persen berdampak ke laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Mar 2018, 16:25 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2018, 16:25 WIB
Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah. Aksi jual investor asing menekan laju IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (7/3/2018), IHSG merosot 2,03 persen atau 131,84 poin ke posisi 6.368,26. Indeks saham LQ45 melemah 2,28 persen ke posisi 1.053,60. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.

Ada sebanyak 336 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. 68 saham berada di zona hijau sedangkan 87 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.516,88 dan terendah 6.346,66.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 436.862 kali dengan volume perdagangan 12,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,6 triliun.

Investor asing melakukan aksi jual Rp 1,17 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.765.10 sektor saham kompak melemah. Sektor saham tambang merosot 3,56 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi tergelincir 3,07 persen dan sektor saham manufaktur turun 2,78 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham KMTR naik 25 persen ke posisi Rp 775 per saham, saham RBMS menguat 25 persen ke posisi Rp 400 per saham, dan saham KDSI melonjak 24,79 persen ke posisi Rp 730 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham ENRG melemah 8,21 persen ke posisi Rp 246 per saham, saham BCIP tergelincir 8,07 persen ke posisi Rp 148 per saham, dan saham AISA turun 7,52 persen ke posisi Rp 615 per saham.

Bursa saham Asia kompak melemah. Indeks saham Hong Kong Hang Seng merosot 1,03 persen, indeks saham Korea Selatan tergelincir 0,40 persen, indeks saham Jepang Nikkei turun 0,77 persen, indeks saham Shanghai merosot 0,55 persen, indeks saham Singapura susut 1,18 persen, dan indeks saham Taiwan susut 0,36 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Penyebab IHSG Anjlok

20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Aktifitas di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, sentimen global dan internal pengaruhi laju IHSG. Dari global, pelaku pasar masih khawatir kenaikan tingkat suku bunga the Federal Reserve pada 2018 akan lebih agresif dibandingkan tahun lalu. Dipastikan Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell akan menaikkan tingkat suku bunga pada Maret 2018.

Dari dalam negeri juga minim sentimen positif. Ini dorong hasil rilis data indeks keyakinan konsumen yang di bawah harapan pelaku pasar. Hasil survei konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) pada Februari 2018. Hasil survei tersebut menunjukkan keyakinan konsumen tetap berada pada level yang optimistis, meski tidak sekuat bulan sebelumnya.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2018 yang tetap berada di atas 100 yakni sebesar 122,5. Namun lebih rendah dari Indeks Keyakinan Konsumen bulan sebelumnya yang tercatat 126,1."Hasil indeks keyakinan konsumen di bawah harapan pelaku pasar menandakan terjadinya degradasi tingkat daya beli masyarakat," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.Nafan mengatakan, koreksi IHSG masih wajar. Dengan kondisi tersebut, pelaku pasar sebaiknya wait and see.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya