Liputan6.com, Jakarta - PT Andira Agro Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis pagi (16/8/2018).
Perusahaan dengan kode ANDI tersebut merupakan emiten ke-33 yang menawarkan saham perdana atau Innitial Public Offering (IPO) pada 2018.
Direktur PT Andira Agro Tbk Kahar Anwar mengatakan, langkah Perseroan untuk melakukan IPO di tahun ini merupakan bagian dari visi Perseroan untuk mengembangkan kelapa sawit sebagai dasar bahan makanan dan komoditas yang dibutuhkan untuk industri yang ramah lingkungan di masa depan.
Advertisement
Baca Juga
“Sungguh merupakan suatu pencapaian besar dan bersejarah apabila hari ini kami bisa menjadi perusahaan publik," tutur dia di Gedung BEI.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna berharap Perseroan dapat membangun hubungan yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan yang ada.
"Semoga transparansi dijaga dengan baik, dijaga performancenya dan juga market performance, bagaimana menjaga hubungan baik dengan stakeholder yang ada," ujar dia.
Pada pencatatan perdana tersebut, saham ANDI dibuka melonjak dari harga penawaran Rp 200 menjadi Rp 340 per saham.
Harga saham ANDI naik 70 persen atau 140 poin ke posisi 340 per saham. Total frekuensi perdagangan saham tiga kali.Â
Â
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Â
Perseroan Tawarkan 500 Juta Saham
Pada IPO ini, ANDI menawarkan sebanyak 500 juta lembar saham atau 26,74 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan kepada investor publik dengan harga saham senilai Rp 200 per saham. Dari nilai tersebut, Perseroan menargetkan untuk meraih dana hasil IPO senilai Rp 100 miliar.Â
Adapun pihak yang bertindak selaku Perusahaaan Penjamin Emisi (Lead Underwriter) adalah PT Victoria Sekuritas Indonesia.
Dari dana hasil IPO tersebut, Perseroan berencana akan memanfaatkannya untuk membiayai pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang berlokasi di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, beserta sarana pendukungnya. Pembangunan PKS tersebut membutuhkan waktu 24-36 bulan.Â
Tujuan pembangunan PKS ada|ah untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sejalan dengan meningkatnya produksi TBS dari kebun inti Perseroan maupun dari pihak ketiga. Selain itu juga digunakan untuk kebutuhan modal kerja Perseroan seperti pembiayaan kegiatan operasional antara lain seperti perawatan prasarana, sarana dan pembelian.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement