Bos BEI: Koreksi IHSG Paling Kecil Ketimbang Hang Seng

Fundamental ekonomi Indonesia masih terjaga, Direktur Utama BEI Inarno Djayadi yakin kinerja IHSG masih menjanjikan ke depan.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Okt 2018, 19:20 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2018, 19:20 WIB
IHSG 30 Mei 2017 Ditutup Melemah 0,33 Persen
Seorang pria melintas di depan papan monitor di Mandiri Sekuritas, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) alami koreksi tajam 2,02 persen ke posisi 5.702. Meski alami koreksi tajam tapi tak sedalam indeks saham acuan lainnya di kawasan Asia.

Pada perdagangan Kamis (11/10/2018), bursa saham Asia kompak terpangkas. Indeks saham Taiwan alami penurunan terbesar dengan susut 6,31 persen. Disusul indeks saham Shanghai melemah 5,22 persen dan indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 3,89 persen. Indeks saham Hong Kong Hang Seng merosot 3,54 persen.

IHSG juga masih lebih baik ketimbang indeks saham Thailand yang merosot 2,26 persen pada perdagangan Kamis pekan ini.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djayadi, menuturkan, sentimen eksternal berimbas ke pergerakan IHSG. Diharapkan tekanan IHSG ini hanya sementara. Selain itu, menurut Inarno, penurunan IHSG tak setajam indeks saham acuan lain di kawasan Asia.

"Kalau dibandingkan Hang Seng, rasanya kita paling kecil (penurunan IHSG-red). Semoga pengaruh eksternal hanya sementara. IMF saja kemarin cukup confident dengan perekonomian kita,” ujar Inarno saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat yang diterima Liputan6.com, Kamis pekan ini.

Meski demikian, Inarno mengakui, sentimen defisit yang dialami Indonesia masih mengganjal laju IHSG dalam jangka pendek. Namun, inflasi terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik jadi katalis positif untuk IHSG.

Pada semester I 2018, pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 5,1 persen. Namun, pada kuartal II 2018, defisit transaksi berjalan mencapai USD 8 miliar atau 3,04 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Oleh karena itu, Inarno optimistis kinerja IHSG masih janjikan ke depan. Hal itu ditopang dari fundamental ekonomi Indonesia termasuk suku bunga yang masih terkendali.

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

 

IHSG Melemah pada Penutupan Kamis Pekan Ini

Ilustrasi IHSG 2
Ilustrasi IHSG

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali memerah pada penutupan perdagangan saham Kamis pekan ini. 

Pada Kamis 11 Oktober 2018, IHSG ditutup melemah 2,02 persen atau 117,84 poin ke posisi 5.702,8. Adapun indeks saham LQ45 melemah 2,33 persen ke posisi 893,64. Seluruh indeks saham acuan anjlok.

Sebanyak 78 saham menguat. Kemudian 337 saham melemah sehingga menekan IHSG dan 93 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi 5.746,24 dan terendah 5.669,72.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 370.313 kali dengan volume perdagangan 11 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,1 triliun.

Investor asing jual saham Rp 1,13 triliun di total pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 15.305. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Seluruh sektor saham tertekan. Sektor aneka dasar melemah 2,92 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham keuangan yang susut 2,68 persen dan sektor saham pertambangan merosot 2,46 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham MYTX yang naik 28,69 persen ke posisi Rp 157 per saham, saham FPNI melonjak 25 persen ke posisi Rp 190 per saham, dan saham SURE mendaki 24,75 persen ke posisi Rp 630 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham KPAS turun 24,73 persen ke posisi Rp 414 per saham, saham TRUS merosot 20 persenke posisi Rp 176 per saham dan saham AKPI tergelincir 17,53 persen ke posisi Rp 800 per saham.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya