Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Selasa pekan ini. IHSG sempat menghijau sebentar di awal sesi I.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (20/10/2020), IHSG ditutup turun 26,49 poin atau 0,52 persen ke posisi 5.099,84. Sementara, indeks saham LQ45 juga melemah 0,51 persen ke posisi 786,43.
Baca Juga
Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.135,07 dan terendah 5.080,95.
Advertisement
Pada sesi penutupan pedagangan, 112 saham menguat tetapi tak mampu mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 318 saham melemah dan 157 saham diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham normal. Total frekuensi perdagangan saham 733.836 kali dengan volume perdagangan 10,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,2 triliun.
Investor asing jual saham Rp 171 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.643.
Dari 10 sektor saham pembentuk IHSG, hanya ada dua sektor yang menguat yaitu industri dasar yang naik 0,27 persen dan aneka industri yang melonjak 2,40 persen.
Sedangkan sektor yang melemah dipimpin oleh sektor kontruksi yang anjlok 1,91 persen. Kemudian disusul sektor barang konsumsi yang turun 1,29 persen dan sektor infrastruktur yang melemah 0,99 persen.
Saham yang menguat antara lain HITS yang naik 13,64 persen ke Rp 500 per lembar saham. Kemudian SIPD yang naik 12,50 persen ke Rp 1.350 per lembar saham dan BNLI yang yang naik 12,12 persen ke Rp 2.590 per lembar saham.
Saham yang melemah sehingga menekan IHSG antara lain CTBN yang melemah 6,98 persen ke Rp 2.930 per lembar saham. Kemudian MTPS turun 6,98 persen ke Rp 320 per lembar saham dan JSKY turun 6,93 persen ke Rp 188 per lembar saham.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Penemuan Vaksin Covid-19 Mampu Redam Fluktuasi IHSG?
Sebelumnya, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama beberapa hari terakhir sangat naik-turun atau fluktuatif. Indeks kerap berganti posisi di zona merah dan hijau pada awal perdagangan, sesi I, hingga penutupan.
Seperti pada sesi I, Selasa (20/10/2020) hari ini, dimana IHSG kembali terkoreksi 19,64 poin atau 0,38 persen ke level 5.106,68. Pada saat pembukaan perdagangan, indeks saham telah dibuka di zona merah pada 24,21 poin atau 0,43 persen ke level 5.103,29.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai, pergerakan fluktuatif ini hanya bersifat temporer saja. Pelaku pasar disebutnya tengah menunggu kepastian dari beberapa hal, seperti stimulus Covid-19 dari Pemerintah Amerika Serikat dan data Badan Pusat Statistik (BPS) soal pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2020.
"Ini temporer saja. Tergantung dinamika market yang berkembang secara pesat," kata Nafan kepada Liputan6.com, Selasa (20/10/2020).
Kendati demikian, ia menambahkan, pelaku pasar modal masih menyimpan optimisme terkait adanya perbaikan dari perekonomian secara global.
"Masih ada optimisme terkait recovery perekonomian secara global. Masih terkait dengan stimulus moneter, fiskal maupun keuangan dari berbagai negara," jelas dia.
Mengacu pada situasi ini, Nafan mengatakan, pergerakan IHSG dan pasar keuangan bakal menemukan titik terang jika kabar seputar penemuan vaksin Covid-19 bisa segera direalisasikan.
"Ini semua masih terkait dengan perkembangan penelitian vaksin Covid-19 yang semakin positif," ujar Nafan.
Advertisement