IHSG Dibuka Melemah, Sektor Pertambangan Anjlok Dalam

Sebanyak 168 saham terbakar sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Kemudian 144 saham menghijau.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 22 Des 2020, 09:19 WIB
Diterbitkan 22 Des 2020, 09:15 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada pembukaan perdagangan Selasa pekan ini. Gerak ini mengikuti bursa di Amerika Serikat (AS) atau Wall Street yang juga ditutup melemah.

Pada pembukaan perdagangan Selasa (22/12/2020), IHSG turun 21,70 poin atau 0,35 persen ke level 6.143,91. Indeks saham LQ45 juga melemah 0,75 persen ke posisi 963,70.

Di awal perdagangan ini, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 6.151,08. Sedangkan terendah 6.134,57.

Sebanyak 168 saham terbakar sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Kemudian 144 saham menghijau dan 174 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham normal yaitu 98.800 kali dengan volume perdagangan 1,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,2 triliun.

Tercatat, investor asing jual saham di pasar regular mencapai Rp 7 miliar. Sedangkan nilai tukar rupiah berada di 14.139 per dolar AS.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, sektor yang menguat dam melemah sama kuat. Sektor yang melemah adalah pertambangan, industri dasar, infrastruktur dan perdagangan.

Saham-saham yang menguat antara lain VICI naik 24,59 persen ke Rp 304 per lembar saham. Kemudian PTDU naik 24,49 persen ke Rp 915 per saham dan KOTA naik 23,46 persen ke Rp 400 per saham.

Dalam riset Ashmore, bursa saham AS ditutup melemah karena adanya varian baru virus Corona di Inggris. Hal tersebut memicu kekhawatiran mengenai pemulihan ekonomi global.

Sebanyak 9 dari 11 sektor utama di indeks S&P 500 ditutup melemah yang dipimpin oleh sektor energi yang turun 1,8 persen. Sedangkan sektor utilitas melemah 1,3 persen.

DPR dan Senat akan memberikan suara mereka pada Senin waktu setempat untuk memuluskan jalan stimulus fiskal sebagai upaya membantu masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Penutupan Kemarin

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan awal pekan ini. Tercatat, 308 saham perkasa sehingga membawa IHSG ke zona hijau

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (21/12/2020), IHSG naik 61,30 poin atau 1 persen ke posisi 6.165,62. Sementara, indeks saham LQ45 juga melemah 0,90 persen ke posisi 970,99.

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 6.195,15 dan terendah 6.119,91.

Pada sesi penutupan pedagangan, 308 saham perkasa sehingga membawa IHSG ke zona hijau. Sementara itu, sebanyak 190 saham melemah dan 139 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 1.552.493 kali dengan volume perdagangan 27,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 20,7 triliun.

Investor asing jual saham Rp 203,69 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.138.

Dari 10 sektor saham pembentuk IHSG, hanya dua sektor yang berada di zona merah yaitu aneka industri yang turun 0,24 persen dan sektor barang konsumsi naik turun 0,07 persen.

Sementara sektor yang menguat dipimpin oleh sektor pertambangan yang melonjak 3,81 persen. Disusul sektor perkebunan naik 3,04 persen dan sektor infrastruktur menguat 2,21 persen.

Saham yang menguat antara lain FPNI yang naik 34,62 persen ke Rp 210 per lembar saham. Kemudian BEKS yang naik 34,31 persen ke Rp 137 per lembar saham dan VICI yang naik 34,07 persen ke Rp 244 per lembar saham.

Saham yang melemah sehingga menekan IHSG antara lain ATAP yang melemah 7 persen ke Rp 186 per lembar saham. Kemudian INDR turun 6,92 persen ke Rp 2.690 per lembar saham dan HDIT turun 6,90 persen ke Rp 270 per lembar saham.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya