Bakal Merger dengan Tri, DPR Soroti Nasib Saham Negara di Indosat

Wakil Ketua Komisi VI Martin Manurung menyebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses merger Tri dan Indosat.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 16 Feb 2021, 16:46 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2021, 16:46 WIB
Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Rencana penggabungan atau merger antara PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) dengan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) sedang dalam proses.

Melihat hal ini, Wakil Ketua Komisi VI Martin Manurung menyebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses merger kedua perusahaan telekomunikasi tersebut, salah satunya dampak dari merger terhadap pengembangan teknologi 5G di Indonesia.

"Pandemi Covid-19 telah menunjukkan potensi ekonomi digital di Indonesia, dan negara harus mendukung pengembangan teknologi 5G. Kalau merger Indosat dengan Tri justru mampu mempercepat transformasi infrastruktur digital, tentu harus didukung," kata dia, Selasa (16/2/2021).

Selain itu, Martin menegaskan, kondisi nyata yang harus dihadapi perusahaan saat ini tak terlepas dari kepentingan masyarakat terkait merger dan konsolidasi industri yang dilakukan.

“Potensi terjadinya dilusi kepemilikan saham negara di Indosat juga perlu mendapat perhatian,” ujarnya.

Oleh karena itu, Martin juga khawatir akan nasib kepemilikan saham pemerintah sebesar 14,6 persen yang terdapat pada Indosat apabila melakukan merger dengan Tri.

"Saya khawatir atas potensi terdilusinya persentase kepemilikan saham pemerintah di Indosat akibat merger dengan Tri. Untuk mencegah hal ini terjadi, pemerintah dapat menambah modal, lebih baik lagi kalau bisa menambah persentase kepemilikan saham. Akan tetapi, langkah ini kurang bijaksana bila dilaksanakan di tengah beban keuangan, vaksinasi, dan pemulihan ekonomi nasional yang berat," ujarnya.

Pihaknya menyebut, kajian agar tak membebani keuangan negara saat ini perlu dilakukan. Meski demikian, hal ini bisa dilakukan apabila proposal merger dari Tri dan Indosat sudah diberikan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Begini Perkembangan Proses Merger Tri-Indosat

IHSG Dibuka di Dua Arah
Layar informasi pergerakan harga saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Indosat Tbk (ISAT) angkat bicara terkait kabar backdoor listing dengan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri). Dalam perkembangan terbarunya, manajemen ISAT mengaku masih dalam tahap penjajakan kombinasi bisnis tersebut.

"PT Indosat Tbk (ISAT) akan menjajaki kemungkinan kombinasi bisnis dengan PT Hutchison 3 Indonesia,” ujar Corporate Secretary PT Indosat Tbk, Gilang Hermawan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 5 Februari 2021.

Hingga dikeluarkan pemberitahuan ini, Gilang menjelaskan tidak ada dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, kelangsungan usaha Perseroan.

"Dapat kami yakinkan bahwa begitu informasi material lebih lanjut sehubungan dengan kemungkinan kombinasi bisnis tersebut ada, maka hal tersebut akan kami sampaikan ke pihak yang berwenang pada waktu yang tepat,” kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya