Wall Street Tergelincir Setelah The Fed Pertahankan Suku Bunga

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks saham S&P 500 melemah 0,08 persen menjadi 4.183,18 setelah the Fed umumkan pertahankan suku bunga.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Apr 2021, 08:03 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2021, 05:37 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Rabu, 28 April 2021. Hal ini setelah bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mengumumkan mempertahankan suku bunga.

The Federal Reserve (the Fed) juga mengisyaratkan mempertahankan kebijakan moneter yang longgar meski ekonomi menguat dan inflasi meningkat.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks saham S&P 500 melemah 0,08 persen menjadi 4.183,18 meski sentuh rekor intraday di awal sesi perdagangan. Indeks saham Dow Jones merosot 164 poin ke posisi 33.820,38.

Hal ini terseret penurunan 7,2 persen saham Amgen karena pendapatan yang mengecewakan. Indeks saham Nasdaq turun 0,28 persen menjadi 14.051,03.

Di sisi lain, the Federal Reserve mempertahankan suku bunga mendekati nol. Bank sentral AS juga meningkatkan penilaiannya terhadap ekonomi dan mengakui inflasi sedang meningkat.

"Di tengah kemajuan vaksinasi COVID-19 dan dukungan kebijakan yang kuat, indikator aktivitas ekonomi dan pekerjaan telah menguat,” dikutip dari pernyataan the Fed, dilansir dari CNBC, Kamis, (29/4/2021).

Bank sentral AS menambahkan, dengan inflasi yang terus berjalan di bawah tujuan jangka panjang, komite akan bertujuan untuk mencapai inflasi secara moderat di atas 2 persen sehingga rata-rata inflasi dua persen.

Selain itu, the Fed berharap inflasi jangka panjang tetap bertahan dengan baik di dua persen. “Komite mengharapkan untuk mempertahankan sikap akomodatif dari kebijakan moneter sampai hasil tersebut tercapai,” komite menambahkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Saham Boeing dan Microsoft Melemah

Ilustrasi pesawat Boeing 737 MAX (AFP Photo)
Ilustrasi pesawat Boeing 737 MAX (AFP Photo)

Indeks saham S&P 500 menguat setelah ketua the Federal Reserve Jerome Powell mengatakan kemungkinan akan membutuhkan “beberapa waktu” sebelum tujuan the Federal Reserve tercapai.

Powell juga menuturkan, belum waktunya untuk mulai berbicara tentang pengurangan pembelian aset bulanan the Federal Reserve.

Namun, saham alami aksi jual, terutama ketika Powell mengakui kalau beberapa harga aset mungkin tinggi, dan mungkin ada beberapa kurang baik di pasar saham.

Di sisi lain, indeks saham kapitalisasi kecil Russell 2000 naik sekitar 0,1 persen. Saham Boeing melemah hampir tiga persen setelah membukukan kerugian dalam enam kuartal berturut-turut. Saham Boeing juga membebani Dow Jones.

Induk Google Alphabet melaporkan pendapatan lebih baik dari perkiraan setelah perdagangan Selasa, 28 April 2021. Alphabet melaporkan pendapatan tumbuh 34 persen dari tahun lalu. Hal itu mendorong saham Alphabet naik tiga persen.

Sementara itu, saham Microsoft melemah 2,8 persen setelah perusahan melaporkan kinerja melampaui perkiraan analis. Microsoft mencatat pertumbuhan pendapatan terbesar sejak 2018, sebagian besar berkat keuntungan dalam penjualan PC. Hal itu didukung pandemi COVID-19.

Presiden AS Joe Biden Umumkan Terkait Pajak

Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato tentang kesetaraan rasial di Ruang Makan Negara Gedung Putih pada 26 Januari 2021, di Washington.
Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato tentang kesetaraan rasial di Ruang Makan Negara Gedung Putih pada 26 Januari 2021, di Washington. (Foto: AP / Evan Vucci)

Apple dan Facebook pun melaporkan kinerja keuangan setelah perdagangan pada Rabu, 28 April 2021 waktu setempat. "Banyak FAANG yang melaporkan minggu ini dan pasar saham mungkin menunggu sampai beberapa dari laporan utama ini keluar sebelum memutuskan arah utama berikutnya,” ujar Chief Investment Strategist Leuthold Group Jim Paulsen.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden akan mengumumkan rencana pengeluaran baru senilai USD 1,8 triliun dan kredit pajak yang diarahkan untuk membantu keluarga.

Rencana pengeluaran baru pemerintahan Biden akan menaikkan tarif pajak penghasilan tertinggi menjadi 39,6 persen untuk orang AS kaya.

Selain itu, pemerintahan Biden akan menaikkan pajak atas capital gain menjadi 39,6 persen untuk rumah tangga yang memiliki penghasilan lebih dari USD 1 juta. Pada awal pekan lalu, bursa saham terpukul seiring laporan kenaikan pajak ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya