Pendiri Google Jual Saham Rp 14,53 Triliun Sejak Mei 2021

Sejak Mei 2021, dua pendiri Google menjual saham Kelas A dan Kelas C senilai lebih dari USD 1,07 miliar atau sekitar Rp 14,53 triliun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 31 Jul 2021, 13:17 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2021, 11:12 WIB
Google.   Pawel Czerwinski/Unsplash
Google. Pawel Czerwinski/Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Google dan pemegang saham pengendali Alphabet, Larry Page dan Sergey Brin telah menjual lebih dari USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,43 triliun (asumsi kurs Rp 14.453 per dolar AS) saham gabungan sejak Mei tahun ini.

Sejak Mei 2021, dua pendiri Google menjual saham Kelas A dan Kelas C senilai lebih dari USD 1,07 miliar atau sekitar Rp 14,53 triliun. Total penjualan Brin lebih dari USD 610 juta atau sekitar Rp 8,8 triliun. Sementara penjualan Page, saat ini tercatat lebih dari USD 462 juta atau sekitar Rp 6,66 triliun.

Dilansir dari CNBC, Sabtu (31/7/2021), saham perusahaan telah berkinerja baik pada 2021. Saham Alphabet Class A naik lebih dari 50 persen tahun ini, melampaui Nasdaq Composite dan saham raksasa teknologi lainnya seperti Amazon dan Apple. Bahkan perusahaan melaporkan kinerja yang positif di kuartal II-2021.

Page mengundurkan diri dari peran sebagai CEO Alphabet pada akhir 2019, menyerahkan kendali kepada CEO Google Sundar Pichai. Pada saat yang sama, Sergey Brin mengundurkan diri sebagai presiden Alphabet dan perannya dihilangkan.

Page dan Brin, yang ikut mendirikan Google pada 1998, tetap menjadi anggota dewan dan memegang mayoritas saham di perusahaan, mengendalikan 51 persen dari kelas khusus saham voting Alphabet. Keduanya termasuk orang terkaya di dunia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kinerja Google

Kantor Baru Google di Berlin
Seorang teknisi melewati logo mesin pencari internet, Google, pada hari pembukaan kantor baru di Berlin, Selasa (22/1). Google kembali membuka kantor cabang yang baru di ibu kota Jerman tersebut. (Photo by Tobias SCHWARZ / AFP)

Sebelumnya, induk usaha Google, Alphabet mencatat pendapatan USD 61,88 miliar atau sekitar Rp 895,5 triliun pada kuartal II 2021. Pendapatan tersebut naik 62 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar USD 38,3 miliar. Sedangkan laba bersih tercatat USD 561 juta atau sekitar Rp 8,09 triliun.

Di sisi lain, total pendapatan iklan Google meningkat 69 persen menjadi USD 50,44 miliar atau sekitar Rp 728,09 miliar dari kuartal tahun lalu.

Ritel sejauh ini merupakan kontributor terbesar untuk pertumbuhan iklan perusahaan. Hal itu disampaikan Chief Business Officer Google, Philipp Schindler.

Pendapatan YouTube mencapai lebih dari USD 7 miliar atau naik 83 persen dari tahun lalu. Angka ini mendekat pendapatan kuartalan Netflix sebesar USD 7,34 miliar.

"Connected TV mencatat pertumbuhan tercepat yang kami miliki,” ujar Schindler dilansir dari CNBC, Sabtu, 31 Juli 2021.

Selain itu, YouTube Shorts, pesaing TikTok baru saja melampaui 15 miliar tampilan setiap hari. Angka itu naik dari 6,5 miliar tampilan harian pada Maret. Hal itu disampaikan CEO Sundar Pichai melalui sambungan telepon.

Google Cloud

Google.  Mitchell Luo/Unsplash
Google. Mitchell Luo/Unsplash

Google Cloud menghasilkan USD 4,63 miliar naik dari USD 3,01 miliar pada tahun lalu. Bisnis Cloud mengalami kerugian operasional sebesar USD 591 juta, angka ini berbeda jauh dari kerugian tahun lalu USD 1,43 miliar. Google Cloud mencakup infrastruktur dan platform analisis data, alat kolaborasi seperti Google Dokumen dan Sheets, serta layanan lain untuk pelanggan perusahaan.

Google juga mencatat laba bersih USD 561 juta per kuartalan dan earning per share (EPS) USD 0,83. Chief Financiel Officer Alphabet Ruth Porat menuturkan, ada potensi penurunan pendapatan pada kuartal III 2021. Ia menuturkan, masih terlalu dini untuk memperkirakan tren jangka panjang saat ekonomi kembali dibuka mengingat tingkat kasus COVID-19 meningkat.

Porat mengatakan, karyawan mulai bekerja dari kantor sesuai rencana pada September. Karyawan akan diizinkan kerja sukarela dari rumah setidaknya hingga awal bulan itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya