Marak Bank Digital, Ini Tanggapan BNI

BNI juga menyiapkan sejumlah langkah untuk menghadapi perkembangan teknologi dan bank digital.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Sep 2021, 20:26 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2021, 20:26 WIB
BNI
BNI

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyatakan fokus untuk melengkapi dan memperbaharui layanan e-channel untuk nasabah ritel dan wholesale atau nasabah besar. Hal ini juga untuk mengantisipasi maraknya bank digital dan perkembangan teknologi.

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini melihat bank digital yang baru muncul ini melengkapi layanan kepada masyarakat.

Penetrasi produk bank ke masyarakat Indonesia belum optimal. Dengan biaya pendanaan yang tinggi, bank digital seharusnya menyasar segmen kredit dengan imbal hasil tinggi, demikian juga risikonya. Hal ini berbeda dengan segmen bank pada umumnya.

"Kami melihat segmen ini berbeda dengan bank di Indonesia. Kami memandang tak semua bank harus atau cocok digital. Yang lebih penting bank ini, kami fokus memenuhi kebutuhan nasabah. Memang kami harus manfaatkan teknologi," ujar dia saat paparan publik live, Senin (6/9/2021).

Perseroan berkode emiten BBNI ini pun fokus melengkapi layanan dengan meningkatkan layanan e-channel untuk memenuhi kebutuhan nasabah baik ritel dan wholesale banking.  Untuk wholesale banking, perseroan melengkapi fitur seperti cash management pada aplikasi.

"Jadi dua-duanya kami akan lakukan perbaikan. Update fasilitas e-channel. Dalam setahun ini BNI terus memperbaharui app kami dengan fitur unggulan sehingga mobile banking app BNI capai rating tertinggi di antara bank lain di Indonesia,” ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kolaborasi dengan Ekosistem E-Commerce

FOTO: Pengembangan Sistem Digital Perbankan di Tahun 2021
Nasabah beraktivitas di salah satu kantor cabang digital Bank BNI di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai transaksi ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 diprediksi mampu mencapai USD 124 miliar. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain itu, pihaknya juga berkolaborasi dengan ekosistem e-commerce untuk melayani nasabah. "Kami kerja sama dengan Traveloka dan Shopee. Ini adalah ekosistem e-commerce besar. Create buy now pay later, ini terus kami lakukan kolaborasi dengan dua platform ini untuk fokus melayani nasabah,” ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya