Amazon Beri Mobil dan Bonus Rp 1,4 Miliar untuk Karyawan yang Sudah Divaksin

Amazon juga menawarkan bonus hingga USD 100 atau Rp 1,4 juta kepada karyawan dan karyawan baru yang menunjukkan bukti vaksinasi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Sep 2021, 11:12 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2021, 11:12 WIB
Logo Amazon
(Doc:Laura Muriel)

Liputan6.com, Jakarta - Amazon memberikan mobil dan bonus uang tunai USD 100 ribu atau sekitar Rp 1,42 miliar (kurs Rp 14.245 per USD) kepada beberapa pekerja gudang yang telah divaksin.

Dalam unggahan akun Instagram di 'Amazon Vest Life’, perusahaan mengumumkan empat pekerja gudang dan seorang karyawan Whole Foods mendapatkan mobil senilai USD 40 ribu atau sekitar Rp 569,76 juta setelah mereka memberikan bukti vaksinasi COVID-19.

Pekan lalu, tiga karyawan gudang dan Whole Foods diberi hadiah uang tunai USD 100 ribu atau sekitar Rp 1,4 miliar untuk mendapatkan vaksinasi.

Dilansir dari CNBC, Rabu (22/9/2021), Agustus lalu Amazon meluncurkan program untuk memberi penghargaan kepada karyawan yang telah melakukan vaksinasi COVID-19.

Program tersebut yakni ‘Max Your Vax’, menawarkan karyawan kesempatan untuk memenangkan mobil, seminggu cuti dibayar lengkap dengan paket liburan USD 12 ribu, serta penghargaan uang tunai senilai USD 100 ribu dan USD 500 ribu.

Sebanyak 18 hadiah akan diberikan sepanjang bulan ini hingga pertengahan Oktober. Untuk berpartisipasi, karyawan memberikan bukti mereka telah divaksinasi sepenuhnya melalui situs web internal.

Amazon tidak mengharuskan pekerja di garda depannya untuk divaksinasi, tetapi undian ini berfungsi sebagai upaya untuk mendorong vaksinasi. Amazon juga menawarkan bonus hingga USD 100 atau sekitar Rp 1,4 juta kepada karyawan dan karyawan baru yang menunjukkan bukti vaksinasi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Amazon Kembali Wajibkan Karyawan di Gudang Pakai Masker

Amazon Hadir di Singapura
Barang pesanan pelanggan yang akan dikirim dengan layanan Amazon Prime Now di pusat gudang toko online Amazon, Singapura, Kamis (27/7). Untuk pelanggan di Singapura saat ini tidak harus membayar biaya langganan pengiriman Prime Now. (AP Photo/Joseph Nair)

Sebelumnya, semua karyawan gudang Amazon di Amerika Serikat (AS) kembali diminta untuk memakai masker di dalam ruangan mulai Senin, 9 Agustus 2021. Karyawan wajib menggunakan masker baik sudah divaksin dan tidak.

Langkah itu dilakukan setelah Amazon mengumumkan akan menunda karyawan korporasi untuk kembali ke kantor hingga awal awal tahun depan. Pengumuman tersebut berturut-turut menyoroti bagaimana salah satu perusahaan terbesar di AS kembali memikirkan kebijakan untuk hadapi kasus infeksi COVID-19 yang meningkat terkait varian delta.

"Menanggapi penyebaran varian baru COVID-19 di AS dan panduan dari otoritas kesehatan masyarakat dan ahli medis kami sendiri, kami mewajibkan masker di dalam ruangan terlepas dari status vaksinasi,” ujar Juru Bicara Amazon, Kelly Nantel kepada CNN Business, Minggu, 8 Agustus 2021.

Ia mengatakan, akan memantau situasi dengan cermat dan akan terus mengikuti panduan pemerintah setempat dan bekerja sama dengan professional kesehatan medias terkemuka.

"Mengumpulkan saran dan rekomendasi mereka saat kami maju untuk memastikan dan optimalkan keselamatan tim kami,” ujar Nantel.

Semakin banyak perusahaan besar telah mengubah kebijakan untuk pekerja korporat dan garis depan karena pandemi COVID-19 telah memburuk, dalam beberapa kasus memerlukan vaksinasi.

Pengumuman pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg, Amazon telah melonggarkan syarat masker pada 24 Mei 2021 untuk pekerja gudang AS yang divaksinasi penuh, setidaknya di area mana peraturan setempat tidak terus mewajibkan mereka.

Amazon baru-baru ini mengatakan akan berhenti menawarkan ketersediaan luas tes COVID-19 seiring keterserdiaan luas pengujian dan vaksin COVID-19. Bisnis Amazon berkembang pesat selama pandemi COVID-19 karena rumah tangga dan perusahaan bersandar pada berbagai layanannya.

Namun, perusahaan dikritik pada awal pandemi setelah beberapa pekerja mengatakan, perusahaan tidak menyediakan alat pelindung yang cukup atau membersihkan gudang secara memadai yang sebabkan protes dan tuntutan hukum.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya