Dana Kelolaan Ashmore Indonesia Naik 45,4 Persen hingga September 2021

Kenaikan rata-rata dana kelolaan Ashmore Asset Management Indonesia didukung membaiknya ekonomi Indonesia dan penanganan kasus COVID-19.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 02 Nov 2021, 21:23 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2021, 21:08 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR) mencatatkan kenaikan rata-rata dana kelolaan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada September sebesar 45,4 persen yoy. Dari Rp 24,3 triliun menjadi Rp 35,3 triliun.

Direktur PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk, Arief Cahyadi Wana menuturkan, raihan tersebut disebabkan membaiknya perekonomian, seiring dengan penanganan pandemi COVID-19 di dalam negeri.

"Hal itu disebabkan oleh perbaikan posisi pasar yang mencatatkan perbaikan dan vaksinasi, juga kasus COVID-19 yang membaik dan naiknya cadangan devisa dan juga data perdagangan yang sangat kuat,” ujarnya dalam paparan publik, Selasa (2/11/2021).

Pada periode ini, Arif memaparkan pendapatan bersih Perseroan mengalami lompatan sebesar 55,2 persen yoy.

Didorong oleh pertumbuhan dana kelolaan dan perubahan komposisi produk, sehingga menghasilkan rata-rata biaya manajemen yang lebih baik. EBITDA mengalami kenaikan sebesar 74,5 persen yoy dan dengan margin 59,5 persen di triwulan ini dibandingkan dengan 52,9 persen pada kuartal pertama tahun lalu.

Pada kuartal ini, Ashmore Asset Management Indonesiamenginvestasikan modal awal untuk memperluas penawaran produk terutama  strategi digital dan mendukung pertumbuhan dana kelolaan jangka panjang.

"Namun demikian neraca perseroan tetap kuat dengan posisi kas sebesar Rp 198 miliar pada akhir September 2021,” pungkasnya.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bakal Stock Split

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR) menyetujui rencana pemecahan nominal saham atau stock split.

Direktur Ashmore PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk, Arief Cahyadi Wana menilai, dari sisi fundamental perusahaan saat ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Namun sayangnya hal itu tidak sepenuhnya terefleksi dari kinerja sahamnya yang dinilai kurang likuid.

"Dibanding tahun lalu jumlah perdagangan saham di PT Ashmore Asset Manajemen itu hampir turun 50 persen dari 2,5 juta jadi 1,2 juta saham per hari. Akibat menurunnya perdagangan itu, volatilitas dari pergerakan saham kami ini sangat besar,” ungkapnya dalam paparan publik, Selasa, 2 November 2021.

“Jadi ini yang merupakan karakteristik dari perusahaan yang secara likuiditas menurun,” ia menambahkan.

Sehingga manajemen memutuskan untuk melakukan stock split. Di sisi lain, Arif mencatat komposisi antara pemegang saham institusi dan ritel mengalami perubahan yang cukup besar. Jumlah investor ritel turun. Sementara investor institusi lebih mendominasi.

"Ritel makin lama makin menurun karena perusahaan kami ini banyak juga dimiliki oleh institusi, dan mereka cenderung untuk buy and hold. Sehingga manajemen memutuskan bahwa ada keperluan yang baik untuk ditawarkan ke pasar dengan melakukan stock split yaitu 1 menjadi 2,” ujar dia.

Pada perdagangan Selasa, 2 November 2021, AMOR ditutup naik 80 poin atau 2,13 persen ke level Rp 3.830. Dengan kenaikan tertingginya di level Rp 3.830 dan terendah pada Rp 3.610. Total frekuensi perdagangan 2.289 kali dengan volume perdagangan 1,22 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,56 miliar.

"Kita berharap dengan adanya stock split ini likuiditas akan membaik, volatilitas akan menurun dan perusahaan akan bisa merefleksikan perkembangan juga fundamental yang kami punya sekarang ini,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya